Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

FARHANA #2

# Cerita ke-7 "Farhan itu emang the best banget.. Gak cuma bikin nyaman tapi ngangenin, mana ada lagi orang kaya dia didunia ini" Rasa nyaman yang dirasa oleh seorang Hana # Cerita ke-8 "Apa-apaan??!! Kenapa gua gak pernah sadar kalo Farhan itu emang orang baik bahkan dia bersikap care bukan cuma sama gua doang. Please lo sama Farhan itu impossible Haaan" Kekecewaan pertama Hana # Cerita ke-9 "Kenapa lo bersikap kaya gini? Please jangan buat gue jadi ngerasa kepedean Farhan" Keraguan dari seorang Hana     Semakin lama drama-drama dari kisah ini mulai aku munculkan. Problematic yang memang sudah biasa muncul dari kalangan seorang mahasiswi sepertiku yang ku tau pasti akan ada banyak orang yang berkata,  "Ahh gue banget si!" Pun aku ikutsertakan. Rasanya melelahkan memang, berlalu-lalang didalam imajinasi sendiri setiap hari, setiap saat dan tak ada yang kupikirkan selain nama Farhan dibenakku. Jika dalam cerita websiteku h...

FARHANA #1

"Gue muak!"      Itu yang selalu aku pikirkan. Awalnya aku nyaman dalam zona ini, zona dimana aku dapat selalu menceritakan mengenai kisahku dengan seseorang dan mengatasnamakan tokoh lain. Awalnya itu seru, seperti sedang bermain petak umpat. Tak ada yang tau jika aku sedang bersembunyi dibalik itu semua. Namun semakin lama, rasa nyaman itu entah kemana perginya.      Semakin lama aku merasa terjebak. Terjebak dalam sandiwara ku sendiri yang hanya membuat seseorang yang memiliki nama itu sepertinya menjadi sangat cerah dan bersinar. Itu semua berawal saat aku mulai memiliki ketertarikan dalam menulis sebuah cerita dan juga ketertarikanku dengan seseorang. " Farhan " Kami satu kampus namun berbeda. Bedanya.... BANYAK.      Jika aku hanyalah seorang mahasiswi yang terlambat masuk perkuliahan, beda halnya dengan Farhan yang masuk perkuliahan awal bahkan sangat awal. "Pernah denger kelas aksel? Dari situ asalnya Farhan" ...

UNTITLED

     Terkadang kamu harus sadar akan satu hal, jika semua yang ada didepan  mata mungkin memang tak seindah dengan apa yang ada dibenakmu. Ketika hati ini merasa tenang dengan adanya kata imajinasi, itu tidak berlaku ketika kamu menghadapi hadiah indah dari sang pemilik semesta ini. Lalu kamu mencoba sabar dan bahkan sangat berusaha untuk tersenyum yang sebenarnya jauh didalam lubuk hatimu, kamu sangat ingin berteriak dan menangis.      Semua hal indah yang selama bertahun-tahun ini aku tunggu, dengan sekejap semua telah hancur. Hancur lebur dan tak tersisa sedikit pun, yang ada hanyalah abu yang telah terbawa pergi bersama sang angin. Jika aku dijinkan, "Dapatkah angin juga membawaku pergi?"      Aku teringat disaat aku benar-benar terjatuh dan merasakan apa itu pedih, saat itu pula aku tersadar bahwa tak ada siapapun dalam sisiku. Dalam gelap aku selalu menyendiri, bersembunyi, dan akhirnya terlelap dalam kepedihan ini. Be...