Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

(just) Lalu #3

     Dengan rasa yang entah apa ini, aku menceritakan segalanya pada Rena. Aku sempat beberapa kali menceritakan mengenai Dimas padanya namun aku tak pernah menceritakan jika Dimas adalah seseorang yang benar-benar aku cintai sekaligus seseorang yang benar-benar membuat hati ini terluka untuk pertama kalinya kala itu. Aku menceritakan pada Rena mengenai diri ini yang mungkin sudah tidak dapat menerima kehadiran Dimas kembali pada kehidupanku, aku menceritakan kembali semua kisah yang telah kami lewati bersama saat masa yang telah lalu itu.       Pada saat aku dan Dimas masih menginjakan pendidikan SMA, pada saat itu pula kami memulai pertemanan ini. Dimas bukanlah seseorang yang kusuka pada awalnya sampai akhirnya pertemanan inilah yang membuat aku secara tak sadar terbiasa akan kehadirannya dan membuat diri ini nyaman saat berada disampingnya. Bahagianya kala itu, ternyata perasaanku ini tidak bertepuk sebelah tangan yang membuat Dimas pada akhirny...

(just) Lalu #2

"Mereka keliatan cocok" Ucap Dimas yang tak sengaja ku dengar saat pergi meninggalkannya -      Entah apa yang kudengar benar atau tidak, namun rasanya aku seperti mendengar Dimas berkata seperti itu. Bukan tanpa alasan aku bersikap sangat dingin seperti ini padanya, bagiku mengambil kembali kepercayaan seseorang yang telah hilang selama bertahun-tahun lamanya adalah hal yang mustahil. Untuk saat ini aku lebih baik untuk tidak melihatnya dari pada rasa kecewa ini terus bertambah tiap kali aku memandang wajahnya saat bertemu karena aku tidak ingin semuanya menjadi jauh lebih buruk dari saat ini.  "Rena.. Ini berkasnya kasih ke tim belakang ya, sebentar lagi acara juga udah mau mulai ini" Ucapku pada Rena sambil memberikan berkas acara "Oke.. Itu temen lu mau ketemu lu kali Sel" Ucap Rena padaku "Temen??" Tanyaku dengan bingung "Iya itu temen lu, dari tadi ngeliatin lu terus. Yaudah gua ke backstage dulu lah ya" U...

(just) Lalu #1

     Rasa ini adalah rasa yang sangat sukar untukku terima. Karena untuk pertama kalinya hati ini merasakan sakit yang sebelumnya tak pernah ku rasakan. Aku percaya segalanya memiliki alasan, pun dengan rasa yang telah ia berikan pada hati ini yang membuatku tak dapat berfikir jernih dan hanya menyalahkan segalanya yang telah terjadi.       Untuk pertama kalinya dalam hidup ini, ia memberikanku rasa yang membuatku merasakan apa itu kenyamanan dan bahagia yang tulus adanya. Lalu, ia pula yang memberikanku rasa sakit yang begitu amat ketika diri ini mencoba untuk membuka cinta yang pada akhirnya hanya untuk dihancurkan dengan seketika.  "Buat apa kamu hadir kalo akhirnya kamu hilang gitu aja tanpa sepatah kata pun!!" Ucapku dengan berderai air mata tanpa henti | •5 tahun setelah itu• | "Itu bukannya......" Ucapku dalam hati sambil terus memandangi seseorang dari kejauhan "Gissel! Mana laporan peserta seminarnya? Ditunggu Galih ayo" S...