Rasa ini adalah rasa yang sangat sukar untukku terima. Karena untuk pertama kalinya hati ini merasakan sakit yang sebelumnya tak pernah ku rasakan. Aku percaya segalanya memiliki alasan, pun dengan rasa yang telah ia berikan pada hati ini yang membuatku tak dapat berfikir jernih dan hanya menyalahkan segalanya yang telah terjadi. Untuk pertama kalinya dalam hidup ini, ia memberikanku rasa yang membuatku merasakan apa itu kenyamanan dan bahagia yang tulus adanya. Lalu, ia pula yang memberikanku rasa sakit yang begitu amat ketika diri ini mencoba untuk membuka cinta yang pada akhirnya hanya untuk dihancurkan dengan seketika.
"Buat apa kamu hadir kalo akhirnya kamu hilang gitu aja tanpa sepatah kata pun!!" Ucapku dengan berderai air mata tanpa henti
| •5 tahun setelah itu• |
"Itu bukannya......" Ucapku dalam hati sambil terus memandangi seseorang dari kejauhan
"Gissel! Mana laporan peserta seminarnya? Ditunggu Galih ayo" Sahut Rena yang juga temanku dengan mengajakku pergi
"GISSEL"
Itu aku... Seorang mahasiswi semester akhir yang saat ini sedang disibukkan dengan acara seminar terakhir bersama dengan tim sukses yang tak lain adalah teman-temanku sendiri. Untuk saat ini aku benar-benar bergantung pada acara seminar ini karena bagaimana suksesnya seminar ini akan sangat berpengaruh untuk salah satu mata kuliahku dan juga teman-temanku yang lain. Karena sebenarnya ini bukanlah pertama kalinya kami melakukan seminar guna memperbaiki nilai-nilai mata kuliah yang membuat kepala ini entah seperti apa rasanya dan bahayanya adalah ini kesempatan terakhir kami untuk menjadi penyelenggara seminar. Jadi bukan tanpa alasan mengapa aku dan juga tim sangat berusaha keras untuk seminar kali ini.
Tapi entah mengapa tiba-tiba saja sosok itu seperti hadir kembali dihadapan ku. Berada dalam salah satu gerombolan peserta yang entah datang dari mana. Aku seperti melihat ia diantara mereka. Seseorang yang bertahun-tahun lamanya hilang, pergi entah kemana dan dimana ia saat ini. Sebenarnya aku pun tak begitu yakin jika apa yang kulihat ini memang benar adanya karena ini adalah kesekian kalinya aku selalu melihat ia yang pada nyatanya ternyata itu hanya imajinasiku semata.
"Gissel..." Panggil seseorang
Aku yang sedang sibuk bersama temanku pun langsung menoleh kearah seseorang itu yang ternyata ia...
"Dimas?" Ucapku yang benar-benar terkejut melihat kehadirannya didepan mataku
Entah apa yang aku rasakan saat ini. Seseorang yang tak pernah kulihat lagi, yang kala itu benar-benar memenuhi ruang hati ini dengan kebersamaan yang indah dan pula yang membuat hati ini benar-benar merasakan apa itu kekecewaan yang menyakitkan, ia benar-benar hadir dihadapanku. Sangat sulit kupercaya setelah bertahun-tahun lamanya ia pergi tanpa sebab yang jelas kini ia berdiri dihadapanku yang aku sendiri pun tak tau apa maksud dari keberadaannya.
"Gisel... apa... kabar?" Tanyanya dengan gugup dihadapanku
"Lu liat gua sekarang kan? Gua baik-baik aja" Jawabku yang ingin pergi meninggalkannya
"Gisel tunggu! Gua bisa minta waktu lu sebentar??" Tanyanya sambil mencegah ku pergi dengan menggenggam tanganku
"Gua rasa lu tau jawabannya kan? Gabisa! Gua sibuk! Lu liat sendiri kan?" Jawabku dengan melepaskan genggamannya
"Gissele..." Panggil Galih yang mendatangiku
Untuk saat ini aku sangat berterimakasih dengan kehadiran Galih yang mendatangiku. Jujur saja, diri ini tak cukup kuat untuk menghadapi kehadiran Dimas. Karena sebenarnya aku sudah dapat sedikit demi sedikit melupakan semua memori yang telah kujalani bersama Dimas pada masa yang lalu namun dengan kehadirannya yang tiba-tiba dan aku sendiripun tak tau apa maksud dari semua ini. Membuat segala upaya yang telah aku lakukan untuk melupakan kenangan itu menjadi sia-sia. Kenangan indah dan kenangan pahit yang bahkan sangat pahit itu pun kembali terngiang dalam benak ini.
"Udah lengkap semua berkasnya? Ke backstage dulu yuk ada yang perlu di omongin lagi" Ucap Galih dihadapanku dan juga Dimas
"Oh udah koo.. Yaudah ayoo" Aku yang akhirnya pergi bersama Galih dan meninggalkan Dimas
"Ribet ya? Sini di bawain.. Kasian banget sih cewe bawa berkas banyak begini haha" Ucap Galih yang langsung membantuku
"Haha ini nih.. Thankyou yaa, Galih doang lah emang" Ucapku yang tersenyum ramah pada Galih
"Mereka keliatan cocok" Ucap Dimas yang tak sengaja ku dengar saat pergi meninggalkannya
(bersambung...)
Terimakasih sudah membaca :)
Instagram : mithafull
Komentar
Posting Komentar