Dengan rasa yang entah apa ini, aku menceritakan segalanya pada Rena. Aku sempat beberapa kali menceritakan mengenai Dimas padanya namun aku tak pernah menceritakan jika Dimas adalah seseorang yang benar-benar aku cintai sekaligus seseorang yang benar-benar membuat hati ini terluka untuk pertama kalinya kala itu. Aku menceritakan pada Rena mengenai diri ini yang mungkin sudah tidak dapat menerima kehadiran Dimas kembali pada kehidupanku, aku menceritakan kembali semua kisah yang telah kami lewati bersama saat masa yang telah lalu itu.
Pada saat aku dan Dimas masih menginjakan pendidikan SMA, pada saat itu pula kami memulai pertemanan ini. Dimas bukanlah seseorang yang kusuka pada awalnya sampai akhirnya pertemanan inilah yang membuat aku secara tak sadar terbiasa akan kehadirannya dan membuat diri ini nyaman saat berada disampingnya. Bahagianya kala itu, ternyata perasaanku ini tidak bertepuk sebelah tangan yang membuat Dimas pada akhirnya menyatakan perasaannya padaku kala itu. Pada masa itu semua benar-benar terasa bahagia, keakraban kami membuat rasa cinta itu perlahan mulai tumbuh dan semakin bertumbuh.
Kisah kasih masa sekolah ku benar-benar indah bahkan sangat indah karena untuk pertama kalinya aku merasakan bagaimana mencintai dan dicintai oleh seseorang yang sangat lekat di hati ini. Kala itu, tak ada satu hari pun aku lalui tanpa kehadiran Dimas. Sampai pada akhirnya, pada semester akhir sekolah aku mulai jarang melihat keberadaan Dimas disekolah. Aku yang mulai khawatir hanya dapat menghubunginya namun entah mengapa kontaknya selalu tidak aktif dan semua pesanku tak ada satu pun yang dibalas olehnya. Bahkan aku sempat mendatangi rumahnya dan semua sepi, tak seorangpun yang dapat kutemui di rumahnya pada kala itu.
Sampai pada akhirnya pula, aku mendengar kabar jika Dimas telah pindah dari sekolah kami itu. Ia pergi bahkan tanpa ada yang tau apa alasannya, teman sekelasnya pun tak ada yang ia pamiti saat itu. Semua mengira jika hanya aku saja seseorang yang tau apa alasan Dimas pindah dari sekolah kami saat itu. Jujur saja, itu adalah kali pertama aku menangis tanpa henti. Dimas benar-benar pergi tanpa sepatah katapun dan meninggalkan segala kenangan indah itu lalu merubahnya menjadi hal paling menyakitkan untuk diriku dalam sekejap. Selalu ku bertanya-tanya pada diri ini mengapa Dimas melakukan semua ini padaku namun hanya air mata yang keluar sebagai jawabannya
Diri ini, hati ini untuk pertama kalinya merasakan sakit yang sangat amat. Aku benar-benar kehilangan seseorang yang selalu berada disampingku kala itu dan kecewanya, adalah karena ia tak mengatakan kata apapun sebelum pergi bahkan aku tak pernah tau apa alasan ia pergi dengan tiba-tiba. Dimas adalah orang pertama yang mengisi hati ini kala itu, bahkan beberapa tahun setelah kejadian itu aku masih tetap menunggu kehadirannya suatu saat nanti dan mendengarkan semua penjelasannya. Akan tetapi aku tersadar, kala itu semuanya benar-benar telah selesai. 1,2,3 bahkan 4 tahun berlalu terkadang aku masih menunggu akan kehadirannya namun tidak untuk tahun-tahun berikutnya.
Pada saat ini aku sudah mulai terbiasa tanpa kehadirannya. Secara tak langsung aku sudah memberikan waktu cukup lama untuknya datang padaku dan menjelaskan segalanya. Namun, ternyata dia hadir disaat waktu yang telah kuberikan itu sudah habis. Ia datang disaat aku sudah mulai terbiasa tanpa kehadirannya dan disaat aku sudah benar-benar bisa melupakan rasa kecewa ini akan dirinya.
"Ya ampun Gissele... Gua tau lu kecewa banget sama Dimas, tapi apa lo udah bener-bener gak mau dengerin penjelasannya dia?" Tanya Rena padaku
"Gak Ren. Bahkan gua gak mau lagi ketemu sama dia" Ucapku sambil menangis
"Yaudah kalo itu emang keputusan lo, gua juga gak bisa maksa. Mungkin ini emang yang terbaik buat lo berdua" Ucap Rena sambil mengusap air mata di pipiku
"Rena.. Gissel.. Stand by ya acara mulai 3 menit la... gi.... Gissele lu nangis??? Kenapa??" Ucap Galih yang tiba-tiba datang dan terkejut melihatku
"Ha? Gak papah.. Gak papah ko" Jawabku yang mencoba kuat
"Seriusan gak papah? Lo sakit?" Tanya Galih
"Iya gak papah.. Im okay" Ucapku sambil tersenyum
Akhirnya saat yang sudah ditunggu oleh aku dan juga teman-temanku pun datang juga. Acara seminar yang sudah kami persiapkan selama 4 bulan lamanya akhirnya terselenggara dengan baik. Baik pengisi acara, panitia acara dan peserta acara pun semuanya benar-benar sesuai dengan ekspetasi kami. Kami sangat berharap pada acara seminar kali ini dan untungnya semuanya benar-benar berjalan dengan sangat lancar. Acara yang sangat terorganisir ini pun benar-benar membuat kami semua para tim menjadi senang dan bangga akan pencapaian ini. Karena memang ini adalah kesekian kalinya kami melakukan seminar dan kami semua juga sudah memperoleh banyak pelajaran dari beberapa acara kami sebelumnya yang membuat seminar terakhir kami ini menjadi acara yang benar-benar sukses untuk kami semua.
"Oke hari ini kita bener-bener udah berusaha maksimal dan hasilnya pun memuaskan. Gua harap kali ini nilai mata kuliah juga bener-bener berkembang pesat ya. Gua penanggung jawab acara ini, makasih banget untuk kerjasama tim kita ini. Sukses!!" Ucap Galih pada tim acara di backstage
"Sukses!! Yeay..." Ucap teman-temanku sambil bertepuk tangan dan tersenyum puas
Melihat senyum bahagia yang terpancar cerah dari teman-temanku membuatku sedikit lupa akan kehadiran Dimas pada acara ini. Kepuasan yang selama ini kami nantikan akhirnya dapat kami rasakan pada hari ini. Dan setelah segalanya benar-benar telah selesai aku dan teman-temanku pun memutuskan untuk pulang dan melanjutkan kegiatan pada esok harinya. Kami semua satu persatu mulai meninggalkan gedung aula ini. Sampai pada akhirnya aku kembali teringat akan satu hal, yaitu kehadiran Dimas yang ternyata sedang berdiri di depan gedung aula entah sedang apa ia disana.
(bersambung)
Terimakasih sudah membaca :)
Instagram : mithafull
Komentar
Posting Komentar