Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Diakah yang Terbaik #3

Lalu.. "Dani"      Seseorang yang tak henti-hentinya ku ceritakan pada Andika. Apapun moment yang terjadi antara aku dengan Dani pun selalu kuceritakan pada Andika. Ibarat kata, Andikalah diary antara aku dengan Dani. Namun, entah mengapa seiring berjalannya waktu aku mulai merasakan hal aneh pada Andika. Ia lebih sering berbicara dan bertanya padaku mengenai hati yang sebelumnya aku sangat jarang melihatnya berbicara mengenai perasaan seperti itu. "Rin, lu pernah gak sih ngerasain cinta tapi bertepuk sebelah tangan? Kaya sakit tapi gabisa apa-apa" "Tumben amat ka ngomong begituan kenapa?? Galau lu abis ditolak cewe yaa" "Kalau ditolak sih mending, yang ini gua bahkan ga berani buat ngomong satu kata pun tentang hati gua. Rasanya gua kaya udah ditolak sebelum nyatain semuanya. Masalahnya dia ga peka sama perasaan gua. Gatau ga peka, pura-pura ga peka atau ga mau tau sama perasaan gua. Yaa semacam bodoamat gitulah" "....." ...

Diakah yang Terbaik #2

     Ketika hati ini mulai sembuh dari luka lama yang membuatku tergores, tiba-tiba orang itu datang kembali menanyakan hal yang sama seperti dulu kala. "Ferdi"      Ia memintaku untuk mengulang semua cerita kami dulu. Itu semua membuatku goyah, dan akhirnya aku mengiyakan ucapannya itu. "Kita balikan"      Semua kembali seperti sedia kala sama seperti saat itu kala itu. Dimana aku memiliki seseorang yang kuanggap ialah yang terbaik yang kurasa, ia pun juga menyayangiku sama seperti aku yang memiliki rasa sayang ini padanya saat kala itu.      Namun yang berbeda kali ini ku pun memiliki orang lain. Bukan seseorang yang begitu penting namun ia setidaknya membuatku tak begitu merasakan sakit akibat goresan luka waktu lalu.      Kala itu semua tak begitu berarti aku dan "ia" yang ku maksud hanya sebatas teman tanpa arti. Benar-benar tanpa arti dan tiba-tiba.... "Riniiii... Ferdi sama Andika ribut" "...

Diakah yang Terbaik #1

     Diriku akan memulai perjalanan kisahku, dimana aku dipertemukan dengan beberapa orang yang terkadang diriku sendiri pun sulit untuk menentukan siapa yang terbaik diantara mereka.      Ketika dua orang atau bahkan lebih dipertemukan dalam satu tempat di waktu yang berbeda ataupun dalam satu waktu ditempat yang berbeda. Semua ini klasik, tapi aku hanya ingin "ia" mengetahui satu hal yang ia tak pernah tau selama ini yang diriku sendiri pun selalu bungkam akan hal ini. "Rasa" - "Rini... Dia tetangga gua loh" "Oh masa?? Yaudah salamin aja gitu ya"      Akan ku mulai saat diriku masih berada dibangku sekolah. Kala itu perasaan ini sudah familiar bagiku, perasaan dimana aku mulai mengagumi seseorang yang pertama kali kulihat. Sebenarnya aku tak begitu ingat kapan pertama kali kami bertemu, semuanya seperti terjadi begitu saja sampai akhirnya kami saling mengenal satu sama lain.      Kami menyempatkan waktu untuk sa...

"REDUP"

     Aku tak pernah tau bagaimana jadinya aku jika aku terlahir didunia ini bukan sebagai "diriku". Semua orang tak pernah bisa menentukan ia terlahir seperti siapa, bagaimana keadaannya, dimana ia akan dibesarkan. Tak pernah bisa. Apa yang ada didunia ini, semua mutlak. Ada porsinya tersendiri dan itu tak akan pernah bisa diubah apalagi kita tolak.       Bagiku semua yang terjadi pada diriku adalah sebuah skenario yang kekal. Mungkin ini berlebihan atau bahkan salah. Memang, aku tak pernah tau...      Akan tetapi apa yang kurasakan, segalanya seolah-olah telah sirna. Lebih dari masalah hati. Ketika semua yang sudah ku persiapkan sebulan, setahun dan bahkan 2 tahun, ketika rasa optimis dan positif thinking ku coba untuk ku pertahankan dengan kuat dalam diri ini, dan ku biarkan semua opini miring berlalu ketika itu pula kulihat jika matahari mulai menenggelamkan dirinya dalam lautan awan yang indah.  "Memang.. Itu inda...

"Saat Ia Memilih Mundur"

Ketika seseorang yang terlihat lemah semakin terlihat lebih lemah Kitalah satu-satunya orang jahat dalam kondisi seperti ini Mengapa tidak? ? Ketika kita hanya dapat melihat kelemahannya tanpa kita tau apa yang sebenarnya dirasakan olehnya Tanpa kita tau seberapa berusahanya ia untuk tetap tak terlihat lemah di depan banyak orang Dan seberapa berusahanya ia untuk mencoba menahan dengan sekuat tenaga agar pipinya tak dibasahi oleh air yang percuma Hanya kita yang mengetahui kondisinya Dan pada saat itu hanya kita pula lah yang berpura-pura seakan-akan tak ada yang terjadi pada siapapun Seakan-akan ia bukanlah siapa-siapa yang pantas kita tanyai bagaimana keadaannya Entah mengapa mereka terkadang lebih memilih untuk menjauh dari pada mendekat memberi dukungan padanya Padahal mungkin saja mereka sebenarnya pun juga pernah merasakan hal yang sama Atau lebih dari itu Akan tetapi terkadang mereka seperti kehilangan sikap empati seakan-akan merekalah yang pa...