Langsung ke konten utama

Ending Nostalgia #1




"Apa kabar Dinda?" Tanya seseorang yang tak dikenali oleh memori ini dengan senyumnya yang membuat ku berhenti tersenyum

     Sebuah cerita yang awalnya ku kira sudah ku tutup rapat ternyata masih terdapat celah yang selama ini tak kusadari. Rasanya selama ini aku baik-baik saja menjalani kehidupan tanpa adanya kehadiran dirinya, namun ternyata lagi-lagi aku baru tersadar ketika aku kembali bertemu dengannya setelah sekian lama. 

"Apa aku baik-baik saja saat ini?" 

     Saat itu kami hanyalah 2 manusia yang saling mengenal namun hampir tak pernah menyapa. Kami berada di kelas yang sama pada tahun terakhir masa putih abu-abu lalu ternyata kami bertemu kembali pada dunia perkuliahan dan sayangnya itu semua hanya sesaat.
     Kukira ia adalah seseorang yang acuh tak acuh. Namun entah mengapa waktu seperti mendekatkan kami. Aku dan ia menjadi seorang teman,,, dekat. Sikapnya yang begitu humoris dan peduli membuatku sempat terkejut melihat sisi lain dari dirinya dan ternyata aku nyaman atas hubungan ini. 
     Ia selalu membuatku tersenyum tiap kali aku berada di sisinya, melindungiku dari perundungan sekolah yang sempat ku alami, lalu berada di sisiku setiap saat seolah aku memiliki pengawal pribadi. Bahkan ia memberikanku sebuah payung saat hujan turun dengan derasnya. Jika itu pun masih belum cukup, akan ku beritahu hal lain. Ia adalah seseorang yang dapat membuatku merasakan apa itu heart beat untuk pertama kalinya.

"Din lu sakit?" Tanyanya
"Buku tugas saya juga ketinggalan Pak" Ucapnya yang membuat ia juga harus keluar kelas bersamaku
"Lu lagi kenapa? Mereka ganggu lu lagi?" Tanyanya
"Nih.." Ia yang tiba-tiba memberikanku susu kotak 
"Lu gak akan sendirian selama ada gua Din" Ucapnya 

     Semakin lama aku mengenal dirinya semakin jelas pula rasa ini terhadapnya. Apa yang kursakan selama ini hanya dapat muncul ketika aku sedang bersamanya. Bahkan jika saat ini aku menyangkal perasaanku sendiri, kurasa itu tak masuk akal. Atau apakah memang ini yang dinamakan cinta, terkadang tak ada logika. 

"Iya! Gue suka sama dia..." Ucapku pada Melly, temanku
"Lu ngerasa gak sih kalo dia juga suka sama lu?" Tanya Melly yang membuatku cukup terkejut dan bingung
"Haa??!! Masa sih??" Responku yang bingung
"Coba nih ya inget-inget deh, dia tuh kaya selalu ada buat lu gitu gak sih? Pas sekolah dulu bahkan sampe sekarang kalian satu kampus dia masih suka perhatiin lu kan. Apa coba? Dia juga pasti suka sama lu Dinda" Ucap Melly yang membuatku sempat berfikir

     Bukankah tak apa jika aku mengungkapkan perasaanku saat ini pada seseorang yang juga memiliki perasaan yang sama terhadapku. Bukankah jika dua orang yang saling menyukai akan memiliki cerita bahagia jika bersatu. Sejujurnya aku sangat menyadari perhatiannya padaku lebih dari siapapun. Aku yang menerima perhatiannya, aku yang merasakan sikapnya dan aku pula yang bahagia akan ketulusannya. Lagi-lagi heart beat ini muncul. Aku penasaran, bagaimanakah kita saat sudah bersatu nanti. 

[ Dinda, weekend gua jemput lu ya. Mau ngomong something ] Pesan darinya yang membuatku terus tersenyum 

     Hari ini sudah kuputuskan jika aku pun akan mengungkapkan rasa ini padanya. Karena tak ada yang salah jika seorang wanita memulai pembicaraan terlebih dahulu. Hari ini kurasa akan menjadi klimaks dari perasaanku terhadapnya. Sampai akhirnya ia berada di hadapanku saat ini dan untuk kesekian kalinya ia membuat jantung ini berdegub dengan kencangnya. 

"Din gua masih ngomong.. Mmm, kalo gua... " Ucapnya yang langsung ku sahut
"Gua suka sama lu" Sahutku yang membuatnya terlihat cukup terkejut
"Apa?!" Respon wajahnya yang terlihat terkejut
"Mmm, gua suka sama lu. Gak tau kapan tapi perasaan ini tiba-tiba aja muncul. Gua seneng tiap kali lu ada disamping gua, lu bikin gua ketawa, lu bikin gua nyaman. Gua nyaman sama lu dan dari situ gua gak pernah anggap lu temen gua karena,,, sama kaya sekarang. Gua selalu heart beat tiap deket sama lu. Mmmm, jadi... gua.." Ucapku yang langsung ia sahut
"Besok gua pindah Din" Sahutnya yang langsung membuatku terdiam
"Haa??" Aku benar-benar terkejut mendengar ucapannya
"Gua udah pindah dari kampus dan besok gua pindah. Sorry bikin lu kaget begini, tapi seenggaknya gua juga harus pamit sama lu kan? Gua seneng karena lu udah jadi temen gua dan sampe kapan pun gua harap lu mau terus temenan sama gua. Sebenernya malem ini gua cuma mau ngasih tau itu aja Din, sorry kalo ini mendadak. Sekali lagi makasih lu udah jadi temen terbaik gua" Ucapnya yang benar-benar membuatku menahan air mata ini tak menetes 
"......" Aku yang hanya terdiam dan tak menjawab apapun
"Gua minta maaf, gua gak bisa anter lu balik. Ah, ini buat lu. Thankyou ya Din, jaga diri lu baik-baik" Ucapnya dengan memberikanku sesuatu dan langsung pergi meninggalkanku 

     Aku masih ingat benar malam itu, malam dimana ia meninggalkanku pergi. Seorang wanita yang memegang sebuah tas kado meneteskan air matanya ditengah ramainya orang-orang yang sedang berjalan santai di tempat itu. Ia bahkan tak sedikitpun membahas tentang perasaanku, lalu bagaimana bisa ia menyuruhku untuk menjaga diri ini dengan baik sedangkan ia satu-satunya orang yang membuat diri ini tak baik-baik saja. 
     Aku sangat berusaha agar tak terbawa oleh suasana ini namun rasanya tiap kali aku mencoba untuk melupakan semua kenanganku bersamanya, semakin sulit aku untuk tak merasakan rasa sedih itu. Bahkan butuh hitungan tahun untukku benar-benar menyadari jika ia memang sudah pergi dan memilih untuk tak datang lagi padaku. Ia berkata jika ia ingin aku untuk selalu menjadi temannya namun nyatanya sepertinya ia yang tak ingin lagi berteman denganku. Karena sejak malam itu, kami tak pernah lagi bertemu. Lalu harus kuakui, aku kehilangan keduanya. Orang yang kusukai sekaligus teman baikku, aku sudah kehilangannya. 

Namun hari ini, 
"Apa kabar Dinda?" Tanya seseorang yang membuatku benar-benar terkejut saat melihatnya
".............." Aku yang tanpa sadar menjatuhkan dompet yang sedang kupegang ini saat pertama kali melihat seseorang itu 


( see u next story )
Terimakasih sudah membaca :)
Instagram : mithafull

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURVIVE : 21 #1

21 TAHUN. - Kuliah : OKE ✔ - Bisnis : ADA ✔ - temen : BEST FRIEND ✔ - Uang Bulanan : KAYA JALAN TOL, MULUS!  ✔ - Gebetan : 1, 2, 3, 4, SEMUANYA BAIK ✔ "itu adalah 21 tahun gue yang banyak diimpiin sama banyak orang. Gak ada yang gak mungkin dalam situasi itu. Bisa di bilang, gua adalah perempuan yang sangat beruntung" Ucapku yang tersenyum bahagia dengan semua keajaiban itu. ~ "Hah!! Miracle? Mimpi!! Hhfftttt" Keluh kesahku pada siang ini setelah melakukan sebuah interview pekerjaan.      Azalea, 21 tahun.      Dengan semua list yang sangat membuat orang-orang terkagum-kagum dan membuat diri ini begitu muak untuk terus memikirkannya. Ya, pernah mendengar kalimat jika sebuah ekspetasi itu indah dan sangat indah. Bagaimana? Indah bukan? Semua ekspetasi yang tersusun rapih seakan-akan itu adalah rutinitas yang diinginkan oleh semua orang. Semua orang, termasuk aku.      Sesak rasanya dada ini untuk mengingat semua ekspeta...

PELANGI #8

   #STORY YESTERDAY [[srrrrkkkk!!! srrrkk!!] "Aaa!!"] ###      Aku selalu berfikir mengapa aku ditakdirkan didunia ini kalau pada akhirnya aku hanya akan merasakan semua ini. Apa aku memang ditakdirkan untuk merasakan semua rasa sakit ini atau apa aku ini adalah reinkarnasi dari seseorang yang jahat sampai aku harus merasakan akibatnya kini.  Aku sangat ingin pergi dari tempat ini, dari situasi ini, dari dunia ini. Kali ini aku kira aku sudah mencapai titik itu, tituk dimana aku sudah tidak dapat bertahan lagi.      Apa kau kira pelangi akan datang dengan mudahnya atau salju akan turun dengan indahnya. Aku hanya ingin menutup mata ini, mengucapkan selamat tinggal dan melupakan semua rasa sakit ini. Sungguh, ijinkan aku nyaman dengan hidupku sendiri. Ijinkan aku menutup mata ini dan biarkan aku mengucapkan selamat tinggal. "Mir kamu ga makan malemmm.. Ya Allah Miraaaa!!! Astagfirullah Mira Ya Allah!!!" ### [Telp] [Papa...

DRAMA : 4. "Apa yang harus dilakukan saat kencan pertama??? "

#Kamus Hari Ini# 1. 뭐 (mwo) : apa 2. 우리 사귀자 (uri sagwija) : kita pacaran 3. 괜찮아요 (gwaenchanhayo) : tidak apa-apa ~ " 뭐  (mwo)??????!!!!" Sahutku dengan wajah yang terkejut dan juga bingung "Kamu tahu kan kalau aku tak pernah merasakan bagaimana rasanya pacaran. Hari ini saja, aku mohon... Jadilah pacarku... Aku ingin memiliki kenangan indah bersama pacarku sendiri tanpa ada skenario apapun tak seperti saat aku sedang shooting.. 우리 사귀자  (uri sagwija)" Ucap Hoon Oppa yang tak pernah memalingkan pandangannya dari mataku "Ooo... Ohhh.. Aaa... Eeee.. Mmmmmmm.. Ooo.. Oo..  Okk.. Okkkee. Kit.. kit.. kita pa.. pa.. Pacar.. ran" Jawabku yang benar-benar sangat gugup berada di dalam mobil ini      Dan akhirnya semua berlalu begitu saja walau rasanya aku sangat ingin berteriak dan ingin keluar dari mobil ini sekarang juga namun nyatanya aku sangat ingin berada di mobil ini lebih lama lagi, seperti ini saja dan hanya ada aku juga Hoon Oppa....