Langsung ke konten utama

Si Pemilik Grip Kuning

 


" Hah... " Responnya saat kali pertama melihat laki-laki itu 


        Aneh memang, kala itu dengan kedua alis yang terlihat naik perempuan itu hanya bingung tanpa alasan. Kali pertamanya adalah hal yang begitu lumrah. Sampai pada akhirnya ia tak tahu jika respon tanpa artinya kala itu dapat berubah menjadi sebuah rasa yang sepertinya baru kali pertama ia rasakan. Kisahnya dengan seorang laki-laki 172 cm yang kala itu memakai kaos berwarna merah, 

" Ya, baju merah jangan sampai lolos kan hehe " 


         Perempuan itu memejamkan matanya, rasanya seperti tertarik dalam masa waktu yang membuatnya perlahan mengerti apa arti dari kata tertarik, mengagumi, menyukai atau mungkin bahkan fase mencintai. Ia hanya duduk dengan mata yang fokus pada satu objek, lalu kedua tangannya yang ia pakai untuk menyandarkan wajah sumringahnya. Ia bahkan tak sadar jika saat itu detak jantungnya berdegub kencang, ya perempuan itu tak menyadari hal sepeka itu. Bodoh memang,,, 

        1 hari, 1 minggu, 1 bulan isi kepalanya hanya laki-laki itu. Seorang laki-laki dengan proporsional tubuh yang sewajarnya, seorang laki-laki yang tetap terlihat mengagumkan dengan pakaian casualnya, seorang laki-laki yang memiliki tahi lalat di pipi kirinya, seorang laki-laki yang terlihat begitu lembut dengan bola mata yang sedikit kecoklatan lalu rambutnya yang terlihat selalu rapih. Tanpa sengaja alam bawah sadarnya selalu membuka kembali memory mengenai laki-laki itu, memory yang tak pernah terjadi pada dirinya, memory yang disini ia hanya sebagai penonton saja bukan pemeran figuran atau bahkan tokoh utama. Tidak. Hanya sebagai penonton saja, ia si perempuan itu merasakan rasa yang hanya laki-laki itu saja yang dapat memberikan. 


 " Senyumannya begitu indah, bagaikan candu " 

        Baginya laki-laki ini adalah tokoh dalam ceritanya. Ceritanya bukan hidupnya. Begitu sukar hingga rasanya apapun yang terjadi, impian itu hanya akan berakhir pada kata halu. " di mungkin-mungkinin pun juga rasanya gak mungkin " perempuan itu tahu betul bagaimana alam dan waktu bekerja. Ia sengaja tak pernah mencoba untuk berhenti dengan rasanya karena ia tahu betul bagaimana rasanya berusaha kemudian gagal. Ia tak ingin gagal ketika mencoba untuk pergi dari bayangan laki-laki itu karena ia tak ingin membenci kegagalan itu, ia tak ingin membenci laki-laki 172 cm itu hanya karena ia tak berhasil lepas darinya. Yang sebenarnya, ia masih belum ingin untuk merelakannya. 

        Sekalipun dengan sadar ia tak dapat untuk menyatukan memory, harapan dan kenyataan. Masih begitu sukar untuk merelakan sebuah garis merah dimana mereka bukanlah tokoh dalam satu cerita. Mereka bukan tokoh dalam satu series. 


 " Lalu bagaimana dapat bertemu? " 

" Apakah Aurora dalam film Maleficent dapat bersatu atau bahkan hanya sekedar bertemu dengan Flynn Rider dalam film Tangled? " 


         Sebuah jawaban yang hanya akan membuatnya sakit. Pada fase itu, ia memposisikan dirinya seperti sebuah daun kering yang terjatuh dalam sungai yang mengalir. Ia menyerahkan kesiapan untuk sebuah jawaban yang tak ingin ia dapat pada waktu itu. Hari ini bisa, esok tak bisa, hari ini bisa, esok tak bisa. Ya, seperti itu rasanya ingin merelakan namun tak ingin merelakan. Bahkan hanya dengan mendengarkan sebuah lagu, rasanya begitu emosional dengan memory yang harus berusaha tak lagi membawanya masuk. 

         Masih dengan mata yang terpejam, perempuan itu ternyata sudah meneteskan air matanya. Ia terlihat sedang berusaha menarik nafasnya dalam-dalam dengan raut wajahnya yang orang awam pun tahu itu raut wajah untuk kondisi yang seperti apa dan bagaimana. Terlalu begitu jelas pada wajahnya. Perlahan ia menghembuskan nafasnya lalu membuka kembali kedua matanya. 

        Ia berada ditempat ramai namun pikirannya kosong. Lagi-lagi, ia hanya fokus pada satu objek ketika sebuah nama disebutkan. Untuk pertama dan mungkin terakhir kalinya ia melihat tokoh utama dalam ceritanya, ia melihat tokoh fiksi dalam hidupnya, ia melihat hal yang tidak mungkin ada mungkinnya. 

         Kehadiran seorang laki-laki yang bahkan ia tak pernah tahu jika ada seorang perempuan didunia ini yang begitu mengharapkan kehadirannya. Tak pernah tahu. Karena alasannya hanya satu, ia adalah tokoh utama dalam hidupnya sedangkan pada faktanya ia si laki-laki itu hanya dapat sebagai tokoh fiksi. Tokoh fiksi adalah level tertinggi. Perlahan perempuan itu menatap dengan lagi-lagi, orang awam pun tahu itu tatapan seperti apa, itu tatapan bagaimana. Terlalu tulus sampai mungkin orang-orang disampingnya yang tak sengaja melihat akan terheran-heran, " Ini perempuan kenapa? " 


        Sorak sorai banyak orang pun tak berpengaruh untuk perempuan itu. Ia berharap hari ini, kali ini adalah saat terakhir laki-laki itu menjadi tokoh utama dalam ceritanya. Dengan membawa semua memory dan bayangan yang selama ini terjadi padanya, ia si perempuan itu sangat berharap jika mungkin ini waktu yang tepat untuk ia memahami apa itu merelakan. 

        Dengan semua memory yang kini berada pada sisinya, ia masih mencoba untuk tersenyum. Melihat laki-laki dengan kaos merah itu, laki-laki dengan senyumannya yang tak benar-benar ia tunjukkan, dengan tas raketnya yang membuat ia terlihat mempesona, laki-laki dengan grip raket kuningnya. Seperti biasa, ia memang selalu dapat membuat perempuan itu tersenyum lalu kembali tersadar. 

        Disaat semua orang sedang menyeru nama laki-laki itu dengan semangatnya, perempuan itu tersenyum sembari air matanya yang perlahan menetes. Dalam benaknya, ketika apa yang ia lihat kini selesai maka semua selesai. 


        Ceritanya yang menjadikan laki-laki itu sebagai tokoh utama selesai. Dengan sebuah ending yang tak melulu harus bahagia. Sebuah ending yang hanya perlu di sambut dengan kata " gak papah, orang-orang yang dateng dan pergi di hidup lo gak mungkin cuma sekedar hadir. Pasti ada something good yang lo belum tau aja hari ini.. It's okay " 



 ending. 

Perempuan itu nyata 

Si pemiliki grip kuning itu pun nyata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURVIVE : 21 #1

21 TAHUN. - Kuliah : OKE ✔ - Bisnis : ADA ✔ - temen : BEST FRIEND ✔ - Uang Bulanan : KAYA JALAN TOL, MULUS!  ✔ - Gebetan : 1, 2, 3, 4, SEMUANYA BAIK ✔ "itu adalah 21 tahun gue yang banyak diimpiin sama banyak orang. Gak ada yang gak mungkin dalam situasi itu. Bisa di bilang, gua adalah perempuan yang sangat beruntung" Ucapku yang tersenyum bahagia dengan semua keajaiban itu. ~ "Hah!! Miracle? Mimpi!! Hhfftttt" Keluh kesahku pada siang ini setelah melakukan sebuah interview pekerjaan.      Azalea, 21 tahun.      Dengan semua list yang sangat membuat orang-orang terkagum-kagum dan membuat diri ini begitu muak untuk terus memikirkannya. Ya, pernah mendengar kalimat jika sebuah ekspetasi itu indah dan sangat indah. Bagaimana? Indah bukan? Semua ekspetasi yang tersusun rapih seakan-akan itu adalah rutinitas yang diinginkan oleh semua orang. Semua orang, termasuk aku.      Sesak rasanya dada ini untuk mengingat semua ekspeta...

PELANGI #8

   #STORY YESTERDAY [[srrrrkkkk!!! srrrkk!!] "Aaa!!"] ###      Aku selalu berfikir mengapa aku ditakdirkan didunia ini kalau pada akhirnya aku hanya akan merasakan semua ini. Apa aku memang ditakdirkan untuk merasakan semua rasa sakit ini atau apa aku ini adalah reinkarnasi dari seseorang yang jahat sampai aku harus merasakan akibatnya kini.  Aku sangat ingin pergi dari tempat ini, dari situasi ini, dari dunia ini. Kali ini aku kira aku sudah mencapai titik itu, tituk dimana aku sudah tidak dapat bertahan lagi.      Apa kau kira pelangi akan datang dengan mudahnya atau salju akan turun dengan indahnya. Aku hanya ingin menutup mata ini, mengucapkan selamat tinggal dan melupakan semua rasa sakit ini. Sungguh, ijinkan aku nyaman dengan hidupku sendiri. Ijinkan aku menutup mata ini dan biarkan aku mengucapkan selamat tinggal. "Mir kamu ga makan malemmm.. Ya Allah Miraaaa!!! Astagfirullah Mira Ya Allah!!!" ### [Telp] [Papa...

DRAMA : 4. "Apa yang harus dilakukan saat kencan pertama??? "

#Kamus Hari Ini# 1. 뭐 (mwo) : apa 2. 우리 사귀자 (uri sagwija) : kita pacaran 3. 괜찮아요 (gwaenchanhayo) : tidak apa-apa ~ " 뭐  (mwo)??????!!!!" Sahutku dengan wajah yang terkejut dan juga bingung "Kamu tahu kan kalau aku tak pernah merasakan bagaimana rasanya pacaran. Hari ini saja, aku mohon... Jadilah pacarku... Aku ingin memiliki kenangan indah bersama pacarku sendiri tanpa ada skenario apapun tak seperti saat aku sedang shooting.. 우리 사귀자  (uri sagwija)" Ucap Hoon Oppa yang tak pernah memalingkan pandangannya dari mataku "Ooo... Ohhh.. Aaa... Eeee.. Mmmmmmm.. Ooo.. Oo..  Okk.. Okkkee. Kit.. kit.. kita pa.. pa.. Pacar.. ran" Jawabku yang benar-benar sangat gugup berada di dalam mobil ini      Dan akhirnya semua berlalu begitu saja walau rasanya aku sangat ingin berteriak dan ingin keluar dari mobil ini sekarang juga namun nyatanya aku sangat ingin berada di mobil ini lebih lama lagi, seperti ini saja dan hanya ada aku juga Hoon Oppa....