Langsung ke konten utama

Monogram #8




     Malam itu hari dimana aku dan Kevin seharusnya saling bertemu dan menyapa, ternyata ia mengalami kecelakaan. Romy menceritakan segalanya padaku di rooftop ini, jika pada malam itu Ayah Romy yang sebagai supir di keluarga Kevin hendak mengirim sebungkus buah dan makanan untuk Istrinya dan juga anaknya, yaitu Romy. Mereka berdua sampai ditempat tujuan pertama dan memberikan bungkusan-bungkusan itu pada Romy dan juga Ibundanya. Bahkan Romy pun mengetahui jika malam itu Kevin akan bertemu denganku, akan tetapi mungkin malam itu, kala itu, saat itu bukanlah waktu yang sudah ditentukan Tuhan untuk kami berdua dapat bertemu.
     Sepulang dari rumah Romy dan menuju ke cafe tempat kami bertemu, mobil yang ditumpangi Kevin sempat mogok dan membuat ia harus menunggu pihak bengkel untuk segera menjemputnya dan mobilnya itu. Namun disaat ia sedang menunggu, Kevin melihat jika supir keluarganya yang bukan lain adalah Ayah Romy hampir tertabrak oleh sebuah motor. Romy berkata padaku jika Kevin menyelamatkan Ayahnya yang hendak tertabrak oleh motor itu, sampai pada akhirnya Kevinlah yang harus terabrak oleh motor itu dan menyebabkan ia hingga saat ini masih harus berada di kamar rumah sakit.

"Itu.. Alesannya kenapa gua langsung minta maaf sama lu dihari pertama gua liat lu disekolah ini. Karena Kevin ga bisa dateng buat ketemu sama lu,,, karena dia yang nyelametin Bapa gua Lun. Sumpah gua minta maaf banget" Ucap Romy dengan wajahnya yang terlihat merasa bersalah
"Kalo emang itu alesannya kenapa Kevin ga dateng.. Kenapa lu harus bohong terus pura-pura jadi Kevin selama ini? Terus kenapa juga Kevin sama sekali gak ngomong apa-apa sama gua? Asal lo tau ya gua kaya orang bego nungguin Kevin di cafe sendirian waktu itu! Kenapa dia sama sekali gak ngasih tau gua apa-apa bahkan bales monogram gua pun gak pernah.." Ucapku dengan nada suara yang cukup keras
"Lu yang gak ngasih kesempatan gua buat ngomong hari itu Lun, lu terus-terusan ngomong seakan-akan gua ini Kevin waktu itu.. Gua mana..." Ucap Romy yang langsung ku sahut begitu saja
"Hish kampret! Dan sekarang lo nyalahin gua?! Gua mau ketemu sama Kevin, anterin gua ke Kevin hari ini juga" Ucapku yang begitu kesal
"Lun.. Sorry banget tapi gua gabisa. Kevin belum bisa ketemu sama lu" Jawab Romy
"Apaansih! Kenapa? Dia takut sama gue karena udah bikin gua kaya orang oon selama ini, percaya gitu aja sama lo?! Dia itu cuma keserempet motor ya! Jangan karena dia orang kaya terus dia bisa ngerasa seakan-akan dia sekarat. Gua udah gak percaya lagi sama lu berdua. Gamau tau balik sekolah anterin gua ketemu Kevin" Ucapku yang langsung meninggalkan Romy


     Pada jam pulang sekolah ini aku menunggu Romy keluar dari kelasnya dengan rasa yang masih merasakan kesal. Bahkan ketika di perjalanan menuju rumah sakit akupun juga masih merasakan rasa kesal itu. Jika memang itu alasan Kevin ia tak hadir pada malam itu lantas mengapa ia harus bersikap seakan-akan ia menghindar atau bahkan ia seperti tak pernah mengenal diriku.
     Awalnya aku hanya merasa kesal saat masih di perjalanan ini, namun entah kemana rasa kesal itu pergi sekarang. Mendadak semua berubah menjadi rasa gugup yang tak pernah kusangka akan hadir seperti ini. Mungkin karena ini kali pertama aku melihat kehadiran Kevin secara nyata. Tetap saja ketika kaki ini mulai melangkah melewati ruang-ruang rumah sakit, jantungku tak tau mengapa berdetak namun tak berirama. Sampai akhirnya kaki ini berhenti pada sebuah pintu kamar pasien dan itu membuatku spontan menghela nafas secara dalam namun tak terdengar.

     Mataku seketika sulit untuk berkedip ketika aku melihat seorang laki-laki yang memakai baju pasien dan menghadap kearah jendela ruangan, lalu kakinya terpasang gips dan tangannya yang memiliki perban sambil memegang tongkat berjalannya. Dengan perlahan aku melihat matanya, dan ia pun juga melihat mataku. Mata kami saling bertemu untuk pertama kalinya, namun yang kulihat darinya. Ia seakan-akan terkejut melihat kehadiranku berada pada ruangan ini. Ia adalah Kevin, seseorang yang selama ini aku ceritakan yang untuk pertama kalinya aku sama seperti kalian. Ini adalah kali pertama aku bertemu dengan Kevin.
     Melihat kehadiranku bersama Romy diruangannya ini, sepertinya memang benar-benar membuatnya begitu terkejut. Sampai-sampai dengan tongkatnya ia berjalan cepat dan menarik Romy menuju kearahnya dan menjauh dariku. Entah apa yang didebatkan oleh mereka berdua, aku hanya terdiam melihat kondisi Kevin yang ternyata tak sebaik yang aku bayangkan. Dimataku saat ini, sepertinya Kevin benar-benar sakit.

"Apa kabar Lun?" Tanya Kevin padaku dengan sungkan di taman rumah sakit ini
"Ha?! Apaka kabar? Lu pasti udah tau gua kesini bukan buat dengerin lu nanya kabar gua Vin" Ucapku padanya dengan rasa kesal yang mulai muncul secara perlahan
"Iya gua tau gua salah. Hhhft gua ga ngomong apa-apa sama lu dan bahkan gua nyuruh Romy buat pura-pura jadi gua. Gua cuma gak mau lu khawatir Lun.. Romy bilang ke gua lu excited pas lu ngira kalo Romy itu gua, gua gak mungkin kan ngerusak rasa lu itu" Ucap Kevin dengan wajahnya yang terlihat merasa bersalah
"Kevin tapi lu taukan mana ada orang yang bakal seneng kalo dibohongin?!! Lu temen gua dan lu sakit kaya gini tapi lu gak pernah sama sekali cerita apa-apa, bahkan lu gak pernah bales monogram gua. Dan sekarang lu pikir gua fine-fine aja gitu? Kenapa sih Vin lu itu jahat banget sih" Ucapku pada Kevin
"Gua bener-bener minta maaf Luna.. Gua gak tau harus apa sama kondisi gua yang kaya gini dan belum bisa buat ketemu sama lu. Satu-satunya alesan kenapa gua diem cuma karena gua gamau lu khawatir Lun" Jawab Kevin
"Kevin.. Lu harus tau, diem bukan satu-satunya jalan pintas" Ucapku pada Kevin
"Gua minta maaf Lun" Ucapnya
"Huh! Kenapa sih gua harus berantem dulu tiap ketemu orang baru? Gak lu, gak Romy.. Hhhftt tapi, lu udah gak papah kan? Gua sama sekali gak ngebayangin kalo ternyata lu separah ini sakitnya" Ucapku yang melihat kondisi Kevin
"Mmm.. Gua gak papah, gua udah sehat. Nanti perban gua juga bakalan dilepas, emang belum bisa lepas dari tongkat sih tapi seenggaknya, minggu depan gua bisa satu sekolah sama lu" Ucap Kevin padaku
"Bodoamat ah" Ucapku yang seakan-akan tak perduli

     Banyak orang yang berkata "Hati-hati jika mencari teman", begitu juga aku. Aku berhati-hati dalam berteman namun bedanya aku tak pernah memilih siapa orang yang harus berteman denganku.Semua orang berhak memiliki teman dengan cara mereka masing-masing, begitupun dengan aku, Kevin, Romy dan juga Jemi. Entah bagaimana jadinya, seiring berjalannya waktu kini kami menjadi teman baik. Saling mensupport, saling menjahili, saling memarahi dan yang terpenting saling memperhatikan.

     Entah aku harus berterimakasih pada aplikasi-aplikasi yang membuat ruang lingkup ini menjadi lebih luas atau tidak, yang kurasakan tak apa jika dilain waktu aku terus-menerus mendapat banyak teman. Setidaknya aku merasakan jika aku memang tak benar-benar sendiri didunia yang luas ini. Akan ada banyak orang yang bisa memberikan semangatnya padaku dan aku sangat mensyukuri semua hal ini.


- Selesai -
Terimakasih sudah membaca :)
Instagram : @mithafull



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURVIVE : 21 #1

21 TAHUN. - Kuliah : OKE ✔ - Bisnis : ADA ✔ - temen : BEST FRIEND ✔ - Uang Bulanan : KAYA JALAN TOL, MULUS!  ✔ - Gebetan : 1, 2, 3, 4, SEMUANYA BAIK ✔ "itu adalah 21 tahun gue yang banyak diimpiin sama banyak orang. Gak ada yang gak mungkin dalam situasi itu. Bisa di bilang, gua adalah perempuan yang sangat beruntung" Ucapku yang tersenyum bahagia dengan semua keajaiban itu. ~ "Hah!! Miracle? Mimpi!! Hhfftttt" Keluh kesahku pada siang ini setelah melakukan sebuah interview pekerjaan.      Azalea, 21 tahun.      Dengan semua list yang sangat membuat orang-orang terkagum-kagum dan membuat diri ini begitu muak untuk terus memikirkannya. Ya, pernah mendengar kalimat jika sebuah ekspetasi itu indah dan sangat indah. Bagaimana? Indah bukan? Semua ekspetasi yang tersusun rapih seakan-akan itu adalah rutinitas yang diinginkan oleh semua orang. Semua orang, termasuk aku.      Sesak rasanya dada ini untuk mengingat semua ekspeta...

PELANGI #8

   #STORY YESTERDAY [[srrrrkkkk!!! srrrkk!!] "Aaa!!"] ###      Aku selalu berfikir mengapa aku ditakdirkan didunia ini kalau pada akhirnya aku hanya akan merasakan semua ini. Apa aku memang ditakdirkan untuk merasakan semua rasa sakit ini atau apa aku ini adalah reinkarnasi dari seseorang yang jahat sampai aku harus merasakan akibatnya kini.  Aku sangat ingin pergi dari tempat ini, dari situasi ini, dari dunia ini. Kali ini aku kira aku sudah mencapai titik itu, tituk dimana aku sudah tidak dapat bertahan lagi.      Apa kau kira pelangi akan datang dengan mudahnya atau salju akan turun dengan indahnya. Aku hanya ingin menutup mata ini, mengucapkan selamat tinggal dan melupakan semua rasa sakit ini. Sungguh, ijinkan aku nyaman dengan hidupku sendiri. Ijinkan aku menutup mata ini dan biarkan aku mengucapkan selamat tinggal. "Mir kamu ga makan malemmm.. Ya Allah Miraaaa!!! Astagfirullah Mira Ya Allah!!!" ### [Telp] [Papa...

DRAMA : 4. "Apa yang harus dilakukan saat kencan pertama??? "

#Kamus Hari Ini# 1. 뭐 (mwo) : apa 2. 우리 사귀자 (uri sagwija) : kita pacaran 3. 괜찮아요 (gwaenchanhayo) : tidak apa-apa ~ " 뭐  (mwo)??????!!!!" Sahutku dengan wajah yang terkejut dan juga bingung "Kamu tahu kan kalau aku tak pernah merasakan bagaimana rasanya pacaran. Hari ini saja, aku mohon... Jadilah pacarku... Aku ingin memiliki kenangan indah bersama pacarku sendiri tanpa ada skenario apapun tak seperti saat aku sedang shooting.. 우리 사귀자  (uri sagwija)" Ucap Hoon Oppa yang tak pernah memalingkan pandangannya dari mataku "Ooo... Ohhh.. Aaa... Eeee.. Mmmmmmm.. Ooo.. Oo..  Okk.. Okkkee. Kit.. kit.. kita pa.. pa.. Pacar.. ran" Jawabku yang benar-benar sangat gugup berada di dalam mobil ini      Dan akhirnya semua berlalu begitu saja walau rasanya aku sangat ingin berteriak dan ingin keluar dari mobil ini sekarang juga namun nyatanya aku sangat ingin berada di mobil ini lebih lama lagi, seperti ini saja dan hanya ada aku juga Hoon Oppa....