Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

WHEN MY NAME "EMPTY" #6

"Seeelll.... Hhhhhh! Hhhhh.. Hhhhhhhhh!! Hhhhh" Hanya tangis Bintang yang dapat kudengar      Kejadian itu adalah hal yang membuatku seketika ikut meneteskan air mataku merasakan kesedihan yang tak pernah Bintang ceritakan. Malam itu yang ku dengar hanyalah tangis Bintang yang begitu sedih tanpa ia berkata apapun. Sejujurnya aku sangat panik, itu adalah kali pertama aku mendengar Bintang sesedih itu. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa selain... "Bi.. Its Okay Bi. Semuanya bakal baik-baik aja Bi. Gapapa Bi.."      Tak berselang lama setelah kejadian itu, aku kembali ke Jakarta karena itu juga merupakan hari libur semester. Hari pertama sampai rumah, aku langsung mengunjungi Bintang di rumahnya. Melihatnya yang baik-baik saja itu sudah membuatku lega. Saat itu ingin sekali aku menanyakan alasannya menangis, namun kurasa ini bukan waktu yang tepat untukku membahas hal seperti itu. Karena aku kembali melihat Bintang seperti Bintang yang ku kenal. ...

WHEN MY NAME "EMPTY" #5

     Hari ini Bintang terlihat lesu, wajahnya pucat dan sikapnya yang begitu diam tak seperti biasanya. Sebenarnya ingin rasanya aku menanyakan tentang kebenaran akan berita mengenai orangtuanya namun melihat kondisinya yang seperti ini bertanya hal yang sensitif seperti itu adalah hal yang tak baik. Semakin hari kami terus disibukkan dengan segala macam ujian. Sampai mungkin tak menyadari sikap satu sama lain.       Mengenai kabar orangtua Bintang kala itu, sebenarnya aku tak begitu mengikuti beritanya namun yang kurasa semua hanyala gosip belaka. Selama Bintang tak cerita apapun padaku kala itu aku merasa jika keadaannya baik-baik saja.  "Eh by the way lu ambil jurusan apa?" Tanya ku pada teman-teman di ruang kelas "Gue ambil seni rupa"  "Biasa matematika, apalagi coba yang gua suka selain matematika" "Gua sih udah ambil kedokteran, semoga aja lolos ya aaa" "Enak ya lu semua bisa jadi diri sendiri, punya hak.......

WHEN MY NAME "EMPTY" #4

     Tak terasa masa sekolah kami akan segera berakhir. Tahun per tahun begitu indah kami lewati bersama dengan saling menyemangati satu sama lain, berbagi cerita satu sama lain, bertengkar karena hal sepele, dan melihat bagaimana jeleknya kami saat menangisi suatu hal. Ternyata benar, waktu akan terasa begitu cepat ketika kita berada pada titik nyaman.       Kini haha hihi yang biasa kita lakukan secara otomatis telah berkurang sedikit demi sedikit. Lagi-lagi kami bertemu dengan situasi dimana kami harua kembali berjuang untuk masa yang akan datang. Konsentrasi penuh lah yang sedang kami persiapkan untuk menghadapi ujian di satu bukan kedepan. Namun, tanpa ku sadari rasanya ada yang sedikit berubah. Kala itu aku tak tau apakah itu termasuk bentuk konsentrasinya atau apa, yang kurasa hanyalah berbeda.       Pada H-3 minggu sebelum Ujian Nasional berlangsung, Bintang sesikit aneh. Sikapnya tak seperti biasanya, ia terlih...

WHEN MY NAME "EMPTY" #3

     Tak usah ditanya lagi bagaimana akhirnya. Entah Bintang terlalu baik, terlalu polos atau terlalu bucin. Hanya berselang 2 minggu dengan mata yang sembab, Bintang menghubungiku melalui video call dan menceritakan bagaimana statusnya dengan Farhan kala itu. Kala itu aku tak begitu kaget karena aku tau jika hal seperti ini akan terjadi, hanya saja aku kesal dan merasa kasian dengan Bintang yang jelas terlihat sedih. "Huhuhuuhuu... Kampret! Gua putus sama Farhan Sel... Padahal kita gak ada masalah apa-apa terus, terus, terus dia mutusin gue. Katanya mau fokus belajar huuhuuu. Emang selama pacaran sama gua dia gak fokus belajar apa?! Padahala Farhan kan juga gak pinter-pinter banget terus kita juga gak pernah jalan bareng. Huuhuuuuuhuu" Ucap Bintang dengan tangisan yang terlihat menyedihkan "Batu sih lu. Berapa kali coba gua bilang gak usah ladenin itu cowo, sekarang gini kan akibatnya. Udahlah move on, gak mau ya gua liat lu nangis kaya gini gara-gara cowo ka...

WHEN MY NAME "EMPTY" #2

     Berjalannya waktu kami ternyata merasa nyaman satu sama lain tanpa sedikitpun melihat latar belakang kondisi ekonomi kami yang begitu berbeda. Pada masa SMP kami habiskan dengan semua kenangan dimana secara perlahan kami mengetahui sikap satu sama lain. Tanpa mengenal seberapa canggihnya smartphone kala itu hanya dengan bersepeda menunggu terbitnya fajar dan terbenamnya senja kami dapat merasakan ketenangan dan kenyamanan. Karena pada saat itu kami sudah tau seberapa pentingnya kehadiran satu sama lain. Sembari nafas yang kami hembuskan diiringi dengan senyum kecil, aku selalu berharap agar saat-saat seperti ini tak akan pernah berakhir dan menghilang.       Lalu tak terasa sebuah masa baru muncul, seragam kami sudah berbeda kala itu. Seragam putih abu-abu dan pengetahuan mengenai style mulai masuk kedalam memori kami. Beruntungnya aku mendapat sebuah beasiswa yang meringankan orangtuaku dalam hal biaya sekolah karena lagi-lagi aku dan ...

WHEN MY NAME "EMPTY" #1

" Ketika lu baca surat ini please ceritain semua hal positif tentang gue. Awas aja kalo lo buka-buka aib gue hohoho... " Sepenggal kalimat dari sebuah surat lusuh.  "Bagus kan tulisannya, dia Bintang sahabat gue.." - "Selli ya?" Tanya seseorang yang mendekati ku      Pertama kali bertemu sekitar 7 tahun lalu kala itu kita masih SMP. Itu pertama kalinya aku dan Bintang bertemu karena  itu adalah hari ke-3 aku menjadi seorang siswi baru. Awalnya semua itu biasa saja sampai entah pada saat apa aku baru tahu jika Bintang adalah orang yang sangat beruntung. Mengapa tidak?      Penampilannya tak usah lagi diragukan, ia begitu cantik dan terlihat fashionable di umur yang kita masih asing dengan penampilan diri tapi kala itu cukup dengan melihat Bintang, aku menjadi tau bagaimana cantik itu. Ia juga ramah, baik dan sangat pandai mengenai pelajaran sekolah tak seperti aku yang aktif hanya saat ekstrakulikuler saja. Begitu saja su...