"Oiya key gua penasaran loh waktu sekolah jadinya cinta pertama lu itu siapa sih? Reza atau Rama? "
"Gua rasa sih Reza lu kan suka banget sama dia dari kelas 2 kan haha"
"Atau jangan-jangan selama ini lu diem-diem jadian sama Rama?"
"Cinta pertama???"
(Keyla, itu aku. Keyla)
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
[2010-02-06]
~selamat ulang tahun.. selamat ulang tahun.. selamat ulang tahun Kiyla.. selamat ulang tahun~
"Selamat 17 tahun Kiyla" Rama
"Kiyla Kiyla, nama aku Keyla ih. Tapi makasih banget ya untuk semuanya, cuma Rama aja yang selalu inget hari ini"
"Kamu seneng kan? Ini fungsinya temen, selalu berusaha buat saling membahagiakan. Apa permintaan kamu hari ini?" Rama
"Cinta pertama..."
"Rama dong? Haha" Rama
Sampai saat ini aku senang karena aku masih memiliki seseorang yang selalu setia berada disampingku. Sejak 3 tahun kita berteman seperti ini, aku rasa aku tak perlu khawatir lagi dengan hari ini karena dengan tepat akan ada seseorang yang datang kepadaku membawakan aku sebuah hadiah dan menyanyikan aku lagu selamat ulang tahun. Dia Rama, sahabatku.
Aku sangat senang mengatakan pada orang-orang bahwa Rama adalah sahabatku. Mengapa tidak? Aku rasa tidak ada orang yang lebih baik lagi dari Rama, dia benar-benar seorang sahabat. Kemanapun aku pergi pasti dia selalu berada di belakangku, walau lebih terlihat seperti penjagaku tetapi memang seperti itu faktanya dan aku merasa terlindungi dengan kehadirannya.
Namun, persahabatan juga tidak selamanya indah seperti itu. Aku sangat kesal ketika kita mulai bertengkar, Rama bukanlah orang yang dengan mudahnya akan melupakan amarahnya. Ketika kita bertengkar, entah mengapa hanya aku yang terlihat sangat menyedihkan. Wajahnya yang sudah menghilangkan aura baik hatinya itu membuat aku takut walau hanya untuk menyapanya sekalipun. Aku benar-benar tidak ingin mengingat kejadian itu lagi. Itu menakutkan. Selain itu ada satu hal pula yang membuat aku sangat kesal akan sikapnya.
"Yaudah kamu belajar yang tenang di perpus sini terus aku mau tidur" Rama sambil menyandarkan kepalanya disamping lemari buku perpustakaan
"Ih Rama.. Besok kita mau ulangan kamu santai banget begini. Cepet bangun baca buku, nanti kita kan mau ambil seragam olahraga yang baru"
"Nah karena itu kita mending ambil seragam aja ayo, aku juga mau main basket tanding sama kelas 12-B habis ini. Ayo cepet Kiyla" Rama sambil menarik tanganku dan membawaku menuju loker seragam
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
"Kiy minum" Rama yang menghampiriku dan meminum air yang aku bawa memang untuknya.
Kita memang benar-benar kompak. Walaupun aku ini tidak menyukai olahraga tapi dengan sangat sukarelanya aku selalu setia menonton dan membawakan minum untuk Rama saat ia bermain basket. Rasanya memang aneh namun aku pikir tidak masalah jika aku harus menonton pertandingan basket itu.
Bukan! Aku tidak pernah menonton pertandingan basket, aku hanya menonton Rama berlali, mengoper bola dan mencetak angka. Itu yang aku lakukan.
Namun setelah aku pikir teman-temanku yang lain tidak hanya memiliki satu orang kawan saja, mereka beramai-ramai tertawa dan menyemangati kawannya. Akan tetapi, aku disini tak tahu sedang apa. Aku bahkan tidak memiliki pikiran sama sekali untuk menyemangati Rama bertanding basket, yang aku tahu aku hanya duduk sambil memegang sebuah botol minum untuk Rama.
Diumurku yang sudah 17 tahun ini menurutku, aku masih sangat tertutup untuk berkawan dengan orang lain selain Rama. Bahkan sangat sulit rasanya untuk mengetahui bagaimana memiliki perasaan terhadap orang lain. Mungkin karena aku selalu bersama-sama dengan Rama, itu sebabnya aku tidak memiliki waktu untuk merasakan itu semua. Sebenarnya aku juga ingin merasakan bagaimana indahnya jatuh cinta dan memiliki rasa perhatian yang lebih terhadap seseorang dan yang pasti itu bukan Rama.
"Ah aku juga mau ngerasain itu huft.."
~duk.. duk.. duk.. duk.. duk~
[Suara bola basket yang tiba-tiba memantul kearah ku]
"Oh makasih ya" Seseorang yang mengambil bola basket itu dari tanganku dan kembali menuju lapangan
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
~degdeg.. degdeg.. degdeg... ~
"O, aku kenapa? Rasanya aneh. Apa jangan-jangan ini saatnya? Tapi, dia siapa? Wajahnya ga begitu asing tapi dimana aku pernah liat dia? Kenapa detak jantung aku tiba-tiba begini? Kenapa denyut nadi aku tiba-tiba begini? Tapi, dia manis"
*next week)
["Ini kak minum" Dengan pikiran kosong aku memberikan minum pada orang ini
"Oh makasih ya" Ia yang langsung meminum air ku
"Eee.." aku yang hendak bicara]
Komentar
Posting Komentar