Aku memang bukanlah seseorang yang penuh dengan segudang pengalaman bermakna. Apa yang aku lakukan selama ini, apa yang aku hadapi selama ini, aku tak pernah menyangka jika semua itu hanyalah bumbu pemanis semata. Aku tak pernah tau bahwa semua yang aku alami dan rasakan bukanlah sebuah klimaks apalagi epilog. Semua ini hanyalah sebatas prolog yang sama sekali tak pernah aku sadari dan sampai saat ini mungkin aku belum cukup menyadari itu semua.
Prolog dimana yang hampir sudah membuatku semenderita ini. Prolog yang dimana aku tak kuat lagi untuk menghadapinya, jangankan untuk menghadapinya hanya sekedar memikirkannya saja itu sudah membuatku jatuh dan sulit untukku menegakkan kaki ini kembali. Bagaimana mungkin semua ini, semua keresahanku ini, semua yang membuatku tak henti mengusap pipi ini adalah sebatas prolog yang tak seharusnya aku permasalahkan? Bagaimana aku dapat bertahan dengan prolog yang sekejam itu.
Jika saja aku tak bertemu dengan waktu ini, waktu dimana yang sudah menguras fisik dan pikiranku. Ini tidak berlebihan, mungkin. Tapi jujur saja untukku waktu ini adalah waktu yang sangat sulit yang pernah aku hadapi selama aku berada didunia ini. Itu semua membuatku bertanya-tanya...
"Apakah harus sesulit ini?"
"Dari sekian banyak cerita dalam kehidupan didunia ini, apakah harus aku mendapatkan cerita yang sejahat ini?"
"Dan dari sekian banyak manusia didunia ini, apakah harus aku yang merasakan waktu yang sangat pahit ini?"
"Jika memang iya, mengapa???"
Jika aku dapat memilih untuk tak bertemu dengan waktu ini, aku benar-benar akan memilih untuk tidak bertemu dengan waktuku ini dan bertemu dengan orang-orang itu. Semuanya.
"Waktu dan Manusia"
Waktu dan manusia adalah 2 hal yang saat ini paling ku benci. Jika setiap orang pasti membutuhkan 2 hal itu untuk bertahan hidup, nyatanya tidak untukku. 2 hal itulah yang sudah membuatku menjadi seseorang yang terlihat sangat terpuruk. Aku sendiri, aku diolok-olok, tak pernah dilihat, aku dijatuhkan didepan semua orang, bahkan aku harus bersembunyi mencari tempat untukku meluapkan semuanya. Meluapkan hanya dengan diam dan mengusap air mata yang selalu membasahi pipiku.
Jika seharusnya waktu dan manusia akan memperindah kehidupanku, nyatanya tidak untukku. Sama sekali tidak.
Prolog ini bukanlah apa-apa dengan apa yang kurasakan sebelumnya. Semua akibat aku bertemu dan dipertemukan dengan waktu ini. Jika saja aku benar-benar tidak bertemu dengan waktu, aku pasti tidak akan pula dipertemukan dengan manusia-manusia yang selalu bersikap manis didepan semua orang namun mereka sangat kejam terhadapku. Membiarkan seseorang yang lemah menjadi terlihat semakin lemah.
"Jika seperti ini apa yang dapat aku lakukan?"
"Aku hanya dapat terdiam"
"Lemah dan menangis"
Jika saja aku benar-benar tak bertemu dengan waktu, aku pasti sudah hidup bahagia dan tenang. Takkan pernah ada prolog yang amat kejam seperti ini. Semua itu hanya akan terjadi jika aku tak pernah bertemu dan dipertemukan dengan waktu ini.
"Nama kamu siapa?"
"Oh iya mba.. Nama saya........" Ucapku untuk pertama kalinya ditempat ini
-next-
Komentar
Posting Komentar