"Latisha"
Sebuah nama yang mengartikan kebahagiaan yang penuh. Dimana seharusnya aku selalu diselimuti dengan kebahagiaan tanpa ada keresahan hidup sedikitpun. Akan tetapi apalah daya, aku hanyalah seseorang biasa yang hanya menjalankan arus kehidupan ini sesuai dengan ukuranku sendiri.
Ketika banyak diantara mereka yang dapat selalu merasakan kebahagiaan, aku disini sendiri merasakan apa itu kerasnya hidup. Ketika banyak diantara mereka yang hanya duduk terdiam menunggu masa depan, aku disini sendiri terus bergerak tanpa henti bagaikan robot hanya untuk mencari apa masa depanku. Terkadang hidup ini tidak adil, bukan bagaimana aku dapat merasakan harta yang melimpah namun hanya untuk mengeluarkan senyum yang tulus saja itu sangat sulit ku lakukan.
Setiap hari aku mencoba untuk bagaimana caranya agar aku dapat terus bersyukur dan setiap hari itu pula aku merasakan bagaimana rasanya aku menahan semua kesulitanku sendiri. Mungkin sebagian orang mengira bahwa hidupku sangat nyaman, menyenangkan, tenang dan bahagia. Akan tetapi mereka sebenarnya hanya melihat topengku saja. Topeng yang terlihat dari kejauhan. Meskipun rasanya aku sulit untuk bernafas akan tetapi aku tetap ingin terlihat selalu bahagia seperti kebanyakan orang lainnya. Walaupun rasanya sulit, sangat sulit berpura-pura seperti tak pernah ada yang terjadi. Seolah-olah hidupku baik-baik saja tapi pada faktanya aku sendiripun sampai sudah tak sanggup lagi untuk meneteskan air mata dan mengeluarkan kata-kata atas apa yang terjadi pada diriku.
"GAGAL"
"GAGAL"
"GAGAL"
"GAGAL"
"GAGAL"
Berapa kali aku merasakan kegagalan dalam hidupku dan harus berapa kali lagi aku merasakan kata itu...
Apa yang ku lakukan ini, aku tak tau kapan akan berakhir. Aku hanya mencoba untuk terus kuat dan bertahan pada posisi yang tak pernah aku pikirkan sama sekali dalam hidupku. Terkadang pula ingin rasanya aku mundur dari semua ini, namun hanya saja aku bukanlah seseorang yang berani dengan tindakanku sendiri.
"Tisha!! Kamu kerja yang bener doong, ini dari tadi ga selesai selesai. Kamu mau kita semua dimarahin??"
"Kamu yaa udah dibilangin kalo kerja yang niat!!"
"Kalo ga niat kerja resign aja udah, jangan nyusahin orang lain!!!!"
"Tisha Tisha!!!!!"
"Kamu kalo kaya gini terus nanti lama-lama saya laporin loh ya, biar dapet surat peringatan!"
"Huuuufffttt"
Harus berapa lama lagi aku mendapat perlakuan seperti ini. Aku hanya dapat terdiam menahan air mata ini agar tak membasahi pipiku. Andai saja aku tak berada di dunia ini, pasti aku tak akan pernah mendapat perlakuan buruk itu. Aku tak akan pernah merasakan semua kesulitan ini dan aku tak akan pernah merasakan kesendirian ini.
Mereka yang hanya bisa membuat seseorang yang lemah semakin lemah hanya dapat berkata kasar tanpa mereka tau apa yang akan terjadi nantinya pada seseorang yang lemah itu.
"Ya.. Aku"
Seseorang lemah yang akan semakin lemah. Rasanya sangat sulit untuk menjalani itu semua setiap hari. Aku kesana kemari tanpa henti, diperlakukan tak baik dan aku harus terima itu semua. Sampai saat ini, aku masih belum menemukan apa arti dari semua ini dan bagaimana akhir dari semua ini.
Aku hanya perlu menunggu waktu, walau sebenarnya aku sangat benci untuk menunggu lebih lama lagi dan aku benci untuk bertemu waktu berikutnya. Bukan benci karena aku harus menerima perlakuan oarang-orang itu melainkan aku benci menjadi diriku sendiri untuk saat ini. Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi orang lain dan keluar dari cerita hidupku ini. Aku hanya harus bertahan sedikit lebih lama lagi walau sebenarnya sangat lama, aku hanya harus berpura-pura bahagia setiap hari walau itu benar-benar sangat menyakitkan, dan aku hanya harus bertemu dengan waktu-waktu berikutnya walaupun aku sangat berharap untuk tak dipertemukan dengan waktu lagi. Aku hanya perlu berjalan sesuai realita karena aku tau apa yang aku jalani ini bukanlah sebuah mimpi yang dapat berubah dengan tiba-tiba.
Komentar
Posting Komentar