Begitu banyak hal sulit yang harus ku hadapi saat ini. Saat seperti ini hati adalah satu-satunya tempat yang sangat rapuh. Ketika tersenggol sedikit pun bukan tak mungkin lagi air mata ini akan mengalir begitu derasnya. Berjuang untuk bertahan dalam situasi ini adalah hal yang cukup sulit. Jika saja aku bukanlah seseorang yang kuat entah dimana kini aku berada.
Namun seiring berjalannya waktu, secara perlahan aku sudah merelakan semua ekspetasi itu pergi. Lalu memunculkan sebuah harapan baru dimana lebih memungkinkan untukku bisa menggapainya. Gala selalu berkata padaku, jika suatu saat nanti hidupku akan bahagia jauh dari semua ekspetasiku terdahulu. Ia selalu menanamkan sebuah pemikiran positif pada diriku dengan caranya, sekalipun itu harus melewati sebuah pertengkaran yang berisik. Tapi harus ku akui, apa yang diucapkan Gala memang benar.
Aku bukanlah satu-satunya seseorang didunia ini yang merasakan kesedihan dan harus melakukan sebuah perjuangan yang berulang. Bahkan tak sedikit teman-temanku yang lain bercerita tentang keluh kesahnya hingga menangis mengenai masa kuliahnya. Itu adalah hal yang membuatku sangat bingung,,
"Bukankah masa kuliah itu menyenangkan? Lalu mengapa ia bercerita begitu sendu?"
Satu per satu kisah yang datang padaku membuatku terus belajar secara tak langsung dan mencoba untuk memahami sebuah fakta baru dalam pikiranku. Jika apa yang menurut mata ini adalah sesuatu yang begitu indah dan sempurna, sama sekali bukan jaminan jika hal itu memang benar-benar indah dan sempurna. Maksudku, memang benar tak ada apapun yang sempurna. Kisahku dan kisah mereka pada tahun ke 21 ini adalah dua hal yang berbeda. Dan bagaimana cara kami bertahanpun jelas berbeda. Yang ku tahu ini adalah hal mutlak.
"Gala.." Panggilku padanya yang sedang mengerjakan tugas kuliahnya
"Mmm" Gala begitu fokus pada tugasnya
"Galaaaa" Panggilku dengan suara yang sedikit keras
"Apaa" Ia yang tak begitu memperdulikanku
"Gala gua mau kasih tau.. " Ucapku
"Kenapa? Lo gagal interview lagi? Haa? Udah gak papah, kan gua selalu bilang lu harus sabar. Udah tenang aja nanti juga lu dapet perusahaan yang bagus" Jawabnya yang masih fokus pada tugas kuliah
"Hiiihh, emang lo kira gua ga bakalan bisa lolos kerja apa?! Nih liat gua keterima dimana..." Ucapku dengan memberikan sebuah surat panggilan kerja diatas laptop miliknya
"Hah??!!! Anjirrr... Lo keterima disini? Waahh! Sumpah keren banget Lea! Ko bisa sih lu?!" Ucap Gala dengan wajah yang terkejut
"Hehh.. Lu kira gua bego-bego amat apa hah?! Gua bahkan bisa ngerjain tugas-tugas lo ini... Finally akhirnya gua bisa dapet kerjaan, haha" Ucapku dengan bangga didepan Gala
Sampai akhirnya aku memiliki sebuah rutinitas baru. Sebuah tempat dimana aku akan menata ulang lagi apa yang ku inginkan dan apa yang harus ku lakukan. Lalu kembali survive di masa 21 tahun ku ini. Sekalipun awalnya terasa begitu sulit, namun aku selalu percaya jika dibalik semua kesulitan itu pasti akan ada kemudahan yang tersimpan. Dan pada akhirnya aku bisa nyaman dengan diriku sendiri dan paham jika semua yang ada dalam diriku ini adalah anugerah.
Jika perlu ku rangkum bukankah ini semua adalah miracle??
"Galaaa, jemput gue sekarang di kantor" Ucapku melalui telephone
"Apaansih mager banget Lea, macet!" Jawab Gala dengan cuek
"Mager mager juga sekarang lu lagi pake jaket kan mau otw? Udah cepetan jemput gue. Lu lupa sekarang kan gua gajian, lu mau gua trak..." Panggilan telephoneku yang langsung Gala matikan
"Ini nih ini... Giliran makanan aja langsung jalan" Ucapku yang terlalu mengerti bagaimana tingkah Gala
Selesai.
Terimakasih sudah membaca :)
Instagram : mithafull
Komentar
Posting Komentar