( Jauh dari semua kebahagiaan itu, ini adalah apa yang dirasakan oleh Bintang.. )
( Kisah yang selama ini Bintang pendam sendiri)
Akan tetapi, entah mengapa satu persatu masalah datang begitu saja tanpa kode apapun. Bagiku semua terasa sangat mendadak dan begitu cepat sampai rasanya sulit untuk bernafas. Pada tahun terakhir masa SMA ku benar saja, kedua orangtuaku memilih untuk berpisah. Sebagai pengusaha yang terkenal dalam bidangnya bukanlah hal sulit untuk mereka menutupi kabar buruk itu dan terus menjalankan kehidupan seakan-akan tak ada yang terjadi. Itulah yang harus ku hadapi, mencoba tersenyum dan berusaha untuk menyimpan cerita pahit itu sendiri.
Sejak itu tempat tinggalku selalu berpindah-pindah, terkadang disini terkadang disana. Semangat yang dulu ada pada diri ini sedikit demi sedikit ternyata telah sirna. Tanpa ada yang tau pula menjalani masa kuliah dengan jurusan yang sama sekali tak ku minati adalah hal yang menyedihkan dan lagi, terpaksa aku harus menjalani itu. Tak hanya itu, tempat dimana kini aku melanjutkan pendidikan adalah tempat yang paling ku benci. Disanalah aku menjadi bahan bully teman-teman yang mereka hanya menganggap semua cemoohan dan sikap buruknya itu adalah sebuah candaan. Candaan mereka kata.
Semua orang dikelas ku mengetahui identitasku. Buruknya, mereka bahkan selalu bersikap manis dihadapanku dan memanfaatkanku hanya untuk kepentingan pribadi mereka. Dengan wajah manisnya mereka selalu mengajakku untuk bermain bersama, makan bersama, belanja bersama namun dengan jahatnya mereka selalu memintaku untuk menjadi dompet mereka.
"Bi, udah nih.. Bayar gih, lo yang bayar yaa. Kitakan anak-anak kos jadi ga ada uang buat bayar ini"
"Kita keluar duluan, lo ke kasir ya" Ucap mereka semua dengan santainya
Aku selalu menahan diriku untuk tak berontak terhadap perlakuan mereka sampai akhirnya ternyata aku baru tersadar jika dibelakangku mereka seperti seseorang yang menganggapku adalah hal yang menyedihkan dan menjijikan. Lantas bisa apa aku selain menangis di toilet kampus dan membenci semua hal yang ada pada diriku.
Aku sendiri hanya menangis setiap malam. Tak begitu ingat jika ternyata aku pingsan didalam kamarku dalam keadaan mimisan kala itu. Kakakku yang membawa ku ke rumah sakit karena itu kali pertama aku mengalami mimisan dan kali pertama aku pingsan. Aku tersadar namun ketika ku melihat kalender, ku benar-benar terkejut. Aku tidur selama 3 hari. Disitulah pikiran negatif tentang diriku muncul.
"Apa aku sakit?"
Hanya berselang satu bulan dari kejadian itu, aku kembali bertemu dokterku untuk kontrol kesehatanku. Hmm! Benar, aku sakit..
Ternyata aku mengidap meningitis. Kondisiku ternyata cukup parah. Dokter mencoba menguatkanku namun rasanya lemas, tak ada yang dapat ku lakukan selain aku terdiam dan menangis.
" Bagaimana bisa semua ini secara singkat datang kepadaku?"
Disaat semua teman-temanku mengira jika aku memiliki kehidupan yang begitu bahagia. Namun aku harus menutupi sebuah fakta jika aku tak merasakan kebahagiaan apapun. Itu adalah hal yang paling menyakitkan. Sejak saat itu hidupku benar-benar berubah, aku jauh lebih sering berada di rumah sakit dari pada berada di rumah sendiri. Meminum banyak obat, beriatirahat, tak memikirkan hal yang membuatku stress itu semua semakin lama semakin membuatku muak.
Semua faktor-faktor kecemasanku ternyata membuat kesehatanku jauh lebih menurun, aku pasrah. Dengan tak ada seorangpun temanku yang mengetahui bagaimana kondisiku, aku kembali dirawat di rumah sakit karena kali ini kondisiku adalah yang terburuk.
Aku hanya dapat terdiam lalu menangis. Karena aku payah hanya dapat memendam rasa sedihku sendiri, memendam amarahku sendiri, bahkan aku tak dapat bercerita apapun pada Selly. Oleh karena itu, setidaknya sekali saja aku ingin ia tahu bagaimana aku sebenarnya, apa yang kuhadapi selama ini sendiri. Karena aku ingin mengakhiri segalanya, karena aku sudah terlalu lelah, dan aku ingin pergi lalu meninggalkan semua ini.
Aku ingin Selly tau jika kehadirannya selama ini adalah hal terpenting yang membuatku mengulur waktu untuk memilih pergi meninggalkan semua ini. Ia adalah seorang yang bermakna dan aku ingin ia mengetahui itu walau tak langsung dari bibirku.
"Bintang, ini waktunya minum obat yaa.Obat paginya di minum dulu, terus ini buat siang dan ini untuk sore seperti biasa ya. Mamah sama Papah Bintang lagi kemana kok sendirian?" Ucap Suster yang membawakan Bintang obat untuk hari ini
"Iya sus, sekarang jadwal papah yang jaga lagi beli sarapan keluar tadi. Mamah nanti siang kesininya.." Jawab Bintang
"Yaudah diminum dulu obatnya ini ayo" Ucap Suster yang menemaniku meminum obat pagi ini
"Udah sus, makasih Suster" Ucap Bintang dengan tersenyum
( bersambung...)
Terimakasih sudah membaca :)
Instagram : mithafull
Komentar
Posting Komentar