#STORY YESTERDAY#
["Waah gua udah yakin sih kalo Mira kita pasti bakalan bisa dapet juara 2 kaya gini. Mira, good job"
"Aah iya makasih"
"Coba aja kalo lu jadi juara 1 dan bisa ngalahin si juara 1 kita. Pasti itu lebih seru lagi deh"
"Emm iya, coba aja"]
###
Siapa yang tahu kalau aku memang benar-benar lemah seperti ini. Disaat orang lain sedang tersenyum melihatku entah mengapa rasanya aku tak sanggup menahan air mata ini untuk menetes di pipiku. Apakah yang aku lakukan hanya seperti ini? Bahkan apa ini masih pantas disebut dengan hasil?
Apa yang sudah aku lakukan dan mengapa sama sekali tidak seperti apa yang aku mau. Temanku pernah bertanya padaku,
"Bagaimana caranya untuk jadi pertama?"
SEE?! Bahkan aku tidak pernah merasakan bagaimana rasanya jadi orang pertama. Aku selalu menjadi orang yang selalu tersingkirkan, aku tidak dapat menemukan hasil dari apa yang sudah aku lakukan setiap malam. Entah mengapa aku jadi merasa bahwa aku ini memang bodoh, aku bukanlah orang yang dilahirkan untuk menjadi seseorang yang pintar.
"Miraa?? Apa-apaan ini? Kenapa nilai lu jadi 50 begini sih??"
"Ohh, yaudahlah ya mungkin gua lagi males belajar aja akhir-akhir ini"
"Mira lu ga papah kan? Biasanya lu selalu gapuas kalo belum dapet 100 terus sekarang kenapa lu pasrah begini?"
"Ya terus mau gimana lagi toh emang ini nilai gua kan"
Haruskah aku merobek ini semua, haruskah aku menangisi hari ini, atau haruskah aku terus berusaha hingga kepala ini berhenti berfikir. Kini aku mulai merasakan bahwa kehidupan normalku itu mulai menjauh dariku. Aku bukan lagi seseorang yang merasa tenang, bukan lagi seseorang yang menikmati kehidupannya, dan bukan lagi seseorang yang dapat bahagia sesuka hati. Bahkan aku pun tidak tahu siapa aku sebenarnya. Akan seperti apakah kehidupanku selanjutnya.
"Mira, tau ga sih temen kakak ada loh yang adiknya dapet beasiswa kuliah di Qatar terus ada lagi loh yang mau daftar beasiswa kuliah di Malaysia. Kamu coba aja tahun depan ikutan siapa tau kan dapet juga"
"Oiya? Em nanti coba Mira search dulu gimana cara daftarnya ya kak"
"Iya coba aja, nilai kamu kan bagus-bagus"
"Aah iya"
Saat aku merasa terjatuh dan mencoba untuk berhenti selalu ada hal yang muncul dipikiranku dan itu membuat aku semakin berharap pada diriku sendiri. Apakah diriku ini bisa aku percaya yang bahkan aku sendiri pun tidak mengenali siapa diriku sebenarnya, jadi bagaimana mungkin aku bisa menaruh harapan pada diriku sendiri.
Entah mengapa mataku seperti terbuka bahwa aku tidaklah seorang diri di sini. Aku berada di dunia karena Ibu dan Ayahku, jadi apa aku akan berhenti tanpa memikirkan apa yang terjadi pada mereka. Apakah aku memang benar-benar orang yang sejahat itu atau aku mulai lelah dengan tujuan awalku pada saat itu.
"Nanti siang katanya bakalan ada seminar kampus nih"
"Yah berarti ga bisa makan siang dulu dong?"
"Apaansih makan terus pikirannya, kalopun lu makan sampe kenyang emang bisa bikin lu jadi orang pinter apa? Gua yakin Mira pasti lebih milih ikut seminar kampus, gua si mau jadi kaya Mira biar pinter haha"
"Apaansi kenapa juga harus jadi kaya gua? Lu ga bakalan tau gimana kondisi orang yang sebenernya, apa orang itu bener-bener pinter atau dia cuma berusaha buat nutup kelemahannya atau bahkan lebih buruk dari itu. Semua itu gabisa ditebak gitu aja termasuk kondisi gua"
*to be continue)
Komentar
Posting Komentar