Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Ending Nostalgia #2

  " Apa kabar Dinda? " Sapaan gua yang mungkin ini hal mengejutkan buat dia " Bara?! " Responya yang terlihat benar-benar terkejut sampai dia menjatuhkan dompetnya di hadapan gua      Beberapa tahun sebelum malam ini, gua ingat mungkin gua orang pertama yang membuatnya tau apa itu rasa sedih. Gua membalas perasaannya dengan sebuah perpisahan yang begitu mendadak. Gua hanya ingin kita bisa terus berteman baik namun nyatanya sejak saat itu tak pernah sekalipun gua menyapa. Bahkan hingga saat ini gua masih dapat melihat sebuah barang yang pada malam itu gua bungkus rapi dalam bentuk kado. Dompet yang ia jatuhkan di hadapan gua ini adalah dompet yang gua beri untuknya pada malam itu. Gua kaget, gak tau kenapa tapi jujur gua kaget.       Kali pertama gua memilih untuk menjadi temannya karena ia terlihat begitu lemah, sampai-sampai rasanya gua ingin terus ada disampingnya dan gak mau lihat dia sedih karena hal yang gak seharusnya dia dapat. Dinda peremp...

Ending Nostalgia #1

"Apa kabar Dinda?" Tanya seseorang yang tak dikenali oleh memori ini dengan senyumnya yang membuat ku berhenti tersenyum      Sebuah cerita yang awalnya ku kira sudah ku tutup rapat ternyata masih terdapat celah yang selama ini tak kusadari. Rasanya selama ini aku baik-baik saja menjalani kehidupan tanpa adanya kehadiran dirinya, namun ternyata lagi-lagi aku baru tersadar ketika aku kembali bertemu dengannya setelah sekian lama.  "Apa aku baik-baik saja saat ini?"       Saat itu kami hanyalah 2 manusia yang saling mengenal namun hampir tak pernah menyapa. Kami berada di kelas yang sama pada tahun terakhir masa putih abu-abu lalu ternyata kami bertemu kembali pada dunia perkuliahan dan sayangnya itu semua hanya sesaat.      Kukira ia adalah seseorang yang acuh tak acuh. Namun entah mengapa waktu seperti mendekatkan kami. Aku dan ia menjadi seorang teman,,, dekat. Sikapnya yang begitu humoris dan peduli membuatku sempat terkejut melih...

Aku & Aku

     Hidup dalam tekanan yang membuat kondisi ini semakin lama terasa semakin kacau. Pada awalnya semua terasa seperti semula, secara perlahan semua kembali pada posisinya masing-masing. Itu semua terasa jika rasa sesak akan menemukan titik akhirnya. Namun aku terlupa, jika diri ini pun memiliki sisi yang berbeda. Pada sisi itu aku bersikap jika kami sudah mulai bersatu dan bersahabat, tapi nyatanya aku hanya tak mengakui jika ia sedang berbohong. Ia hanya tak ingin semua menjadi semakin runyam, itu alasannya ia hanya berkata 'ya' dan mencoba untuk bersikap tak apa yang sebenarnya itu adalah ketidakpeduliannya terhadapku. Seorang jiwa yang berada dalam tubuh ini.       Kami berada dalam satu tubuh namun entah mengapa kami selalu bertengkar. Apa yang ku inginkan adalah hal yang tak ia inginkan. Dan apa yang ia inginkan adalah hal yang tak ku inginkan, sayangnya kelemahanku membuatku terlihat seperti seseorang yang jahat. Aku yang sebagai korban hanya ak...

Underline YES

"lu tuh ya terlalu santai" "lu gak ngerasain tapi nyatanya perasaan lu nyariin" "lu tuh suka sama dia"      Sore sehabis hujan ini, kami begitu sibuk bercerita mengenai hal yang sebenarnya tak membutuhkan kejelasan apapun lagi. Bersama Caca dikamar kos ini aku menceritakan sebuah kisah yang tak pernah terpikirkan akan terjadi pada siang ini. Sebuah hubungan klise yang berdiri dengan sebuah nama pertemanan. "Bukannya dia dulu suka sama lu ya Nay?" Tanya Caca "Hah?! Itukan dulu Ca.. Ahh tapi masalahnya bukan itu" Jawabku dengan wajah yang bingung "Naya menurut gua dia tuh cape gak sih?" Tanya Caca yang membuatku semakin bingung "Cape? Kenapa? Gara-gara gua? Guakan ga ngapa-ngapain" Ucapku "Dulu lu cuek bebek sama dia pas dia suka sama lo, mungkin gak sih dia itu ngerasa kaya -yaudah deh gua stop-  dan sekarang pas dia udah cuek sama lo, lu nya yang ngerasa kehilangan" Jawab Caca Rafi,       ...

PEJAM

     Jika awalnya kamu membaca ini dengan tak sengaja, anggap saja itu sebuah kebetulan. Namun jika someday kamu kembali membaca ini... "Tak apa" "Semua orang pernah merasakan kesedihan" "Jika pada saat ini kamu sedang merasakannya, tak apa"      Kali ini bukanlah tulisan seperti biasanya, yang dimana terdapat tokoh tertentu sekalipun tak tau siapa namanya. Sudah bukan sebuah rahasia jika setiap kehidupan memiliki masa-masa sulitnya. Titik terendah, kesedihan yang tak henti, rasa ingin menyerah pada dunia.       Tak mudah untuk kita yang harus terus tersenyum dibalik rasa sesak jantung ini. Satu-satunya hal yang dapat dilakukan hanya bersikap.seperti biasa seakan tak pernah ada yang terjadi. Melihat orang lain tersenyum lalu ikut tersenyum, melihat orang lain tertawa lalu ikut tertawa. Mudah sepertinya untuk menutupi apa yang dalam dada ini dan bahkan mungkin sempat terlupa, sayangnya hanya sejenak.   ...

IM OKAY

     Ada hal yang tak dapat ku hindari. Sebuah ketakutan yang selama ini dengan sangat ku coba untuk menahannya seorang diri. Rasa takut yang datang dan pergi terus-menerus hingga saat ini dan itu semua sangat sulit untukku hadapi. Aku cemas, aku khawatir namun yang lebih menyedihkan terkadang aku seperti orang bodoh dan tak tau harus apa lagi. Aku baik-baik saja tapi aku tidak baik-baik saja. Ketika semua pikiran itu mulai datang, seketika aku merasa kosong.      Bernafas hingga sesak, menangis hingga sembab, menulis hingga lemah, lalu mendengarkan hingga payah. Semua silih berganti aku lakukan hanya untuk menghentikan ketakutan itu datang kembali. Terkadang aku begitu kuat, menerima segalanya dan siap untuk menghadapi hari esok. Tak ada rasa gelisah apapun lagi dalam benak ini, dan aku sangat bersyukur.      Namun juga terkadang, entah mengapa disaat aku lengah sedikit saja tiba-tiba rasa itu datang dengan mudahnya lalu menguasai pik...

Butuh Waktu Untuk Sendiri

     Terbiasa dengan lingkungan ramai terkadang membuatku sedikit lupa akan tujuan awalku berdiri di tempat ini. Dengan segala kekurangan yang ada pada diri ini, sebisa mungkin pikiran ini berusaha agar tak tenggelam dalam sebuah kesedihan yang sudah menunggu di depan sana. Dorongan dan semangat semakin hari semakin banyak ku terima. Itu membuatku jauh merasakan sesuatu yang nyaman berada di lingkungan ini.      Hanya saja terkadang, ku rasa sudah terlalu lama aku berada di sebuah lingkungan yang membuatku berada jauh pada kenyamanan dan kesenangan yang ternyata tanpa ku sadari ini adalah sebuah boomerang.      Secara perlahan mata ini menangkap semua hal indah yang ada di hadapan diri ini. Seakan-akan kehidupan ini adalah sebuah hal yang begitu instan. Seseorang dapat tiba-tiba menjadi fashionable, seseorang tiba-tiba berada di negara lain, seseorang tiba-tiba memiliki kehidupan baru, seseorang tiba-tiba berada di puncak kesuksesannya....

SURVIVE : 21 #2

     Begitu banyak hal sulit yang harus ku hadapi saat ini. Saat seperti ini hati adalah satu-satunya tempat yang sangat rapuh. Ketika tersenggol sedikit pun bukan tak mungkin lagi air mata ini akan mengalir begitu derasnya. Berjuang untuk bertahan dalam situasi ini adalah hal yang cukup sulit. Jika saja aku bukanlah seseorang yang kuat entah dimana kini aku berada.      Namun seiring berjalannya waktu, secara perlahan aku sudah merelakan semua ekspetasi itu pergi. Lalu memunculkan sebuah harapan baru dimana lebih memungkinkan untukku bisa menggapainya. Gala selalu berkata padaku, jika suatu saat nanti hidupku akan bahagia jauh dari semua ekspetasiku terdahulu. Ia selalu menanamkan sebuah pemikiran positif pada diriku dengan caranya, sekalipun itu harus melewati sebuah pertengkaran yang berisik. Tapi harus ku akui, apa yang diucapkan Gala memang benar.      Aku bukanlah satu-satunya seseorang didunia ini yang merasakan kesedihan dan haru...

SURVIVE : 21 #1

21 TAHUN. - Kuliah : OKE ✔ - Bisnis : ADA ✔ - temen : BEST FRIEND ✔ - Uang Bulanan : KAYA JALAN TOL, MULUS!  ✔ - Gebetan : 1, 2, 3, 4, SEMUANYA BAIK ✔ "itu adalah 21 tahun gue yang banyak diimpiin sama banyak orang. Gak ada yang gak mungkin dalam situasi itu. Bisa di bilang, gua adalah perempuan yang sangat beruntung" Ucapku yang tersenyum bahagia dengan semua keajaiban itu. ~ "Hah!! Miracle? Mimpi!! Hhfftttt" Keluh kesahku pada siang ini setelah melakukan sebuah interview pekerjaan.      Azalea, 21 tahun.      Dengan semua list yang sangat membuat orang-orang terkagum-kagum dan membuat diri ini begitu muak untuk terus memikirkannya. Ya, pernah mendengar kalimat jika sebuah ekspetasi itu indah dan sangat indah. Bagaimana? Indah bukan? Semua ekspetasi yang tersusun rapih seakan-akan itu adalah rutinitas yang diinginkan oleh semua orang. Semua orang, termasuk aku.      Sesak rasanya dada ini untuk mengingat semua ekspeta...

WHEN MY NAME "EMPTY" #8

     Hari itu, hari pertama dimana aku mendapat kabar duka mengenai Bintang adalah hari yang membuatku begitu sedih. Rasanya aku seperti seseorang yang tak memiliki perasaan, rasanya seperti aku adalah seorang sahabat yang buruk bahkan masih pantaskah aku disebut sebagai sahabatnya.      Kala itu semua menangis, semua berduka bahkan aku pun sempat pingsan. Kepergian Bintang adalah hal yang menyakitkan untuk kami. Betapa berusahanya ia mencoba untuk terus bertahan dalam kehidupan yang membuatnya amat tertekan, sampai akhirnya ia memilih untuk menyudahi segalanya secara sepihak.      Bintang mengalami over dosis, hal itu sempat membuat keluarga benar-benar terkejut dan ingin menuntut pihak Rumah Sakit atas kelalaiannya. Karena keluarga Bintang berpikir jika semua itu karena kesalahan para medis. Sampai akhirnya semua tiba-tiba saja diam membeku ketika menemukan beberapa lembar surat didalam sebuah buku milik Bintang. Surat yang berisi se...

WHEN MY NAME "EMPTY" #7

( Jauh dari semua kebahagiaan itu, ini adalah apa yang dirasakan oleh Bintang.. ) ( Kisah yang selama ini Bintang pendam sendiri)       Sebenarnya, kehidupanku tak senyaman yang mereka bayangkan. Terlahir dalam keluarga mapan pun bukan berarti selamanya hidupku akan bahagia seperti masa kecil dulu. Pada awalnya semua berjalan dengan bahagia tiap moment dalam hidupku adalah sesuatu yang membuatku terus menampakan senyum pada wajah ini.      Akan tetapi, entah mengapa satu persatu masalah datang begitu saja tanpa kode apapun. Bagiku semua terasa sangat mendadak dan begitu cepat sampai rasanya sulit untuk bernafas. Pada tahun terakhir masa SMA ku benar saja, kedua orangtuaku memilih untuk berpisah. Sebagai pengusaha yang terkenal dalam bidangnya bukanlah hal sulit untuk mereka menutupi kabar buruk itu dan terus menjalankan kehidupan seakan-akan tak ada yang terjadi. Itulah yang harus ku hadapi, mencoba tersenyum dan berusaha untuk menyimpan ce...

WHEN MY NAME "EMPTY" #6

"Seeelll.... Hhhhhh! Hhhhh.. Hhhhhhhhh!! Hhhhh" Hanya tangis Bintang yang dapat kudengar      Kejadian itu adalah hal yang membuatku seketika ikut meneteskan air mataku merasakan kesedihan yang tak pernah Bintang ceritakan. Malam itu yang ku dengar hanyalah tangis Bintang yang begitu sedih tanpa ia berkata apapun. Sejujurnya aku sangat panik, itu adalah kali pertama aku mendengar Bintang sesedih itu. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa selain... "Bi.. Its Okay Bi. Semuanya bakal baik-baik aja Bi. Gapapa Bi.."      Tak berselang lama setelah kejadian itu, aku kembali ke Jakarta karena itu juga merupakan hari libur semester. Hari pertama sampai rumah, aku langsung mengunjungi Bintang di rumahnya. Melihatnya yang baik-baik saja itu sudah membuatku lega. Saat itu ingin sekali aku menanyakan alasannya menangis, namun kurasa ini bukan waktu yang tepat untukku membahas hal seperti itu. Karena aku kembali melihat Bintang seperti Bintang yang ku kenal. ...

WHEN MY NAME "EMPTY" #5

     Hari ini Bintang terlihat lesu, wajahnya pucat dan sikapnya yang begitu diam tak seperti biasanya. Sebenarnya ingin rasanya aku menanyakan tentang kebenaran akan berita mengenai orangtuanya namun melihat kondisinya yang seperti ini bertanya hal yang sensitif seperti itu adalah hal yang tak baik. Semakin hari kami terus disibukkan dengan segala macam ujian. Sampai mungkin tak menyadari sikap satu sama lain.       Mengenai kabar orangtua Bintang kala itu, sebenarnya aku tak begitu mengikuti beritanya namun yang kurasa semua hanyala gosip belaka. Selama Bintang tak cerita apapun padaku kala itu aku merasa jika keadaannya baik-baik saja.  "Eh by the way lu ambil jurusan apa?" Tanya ku pada teman-teman di ruang kelas "Gue ambil seni rupa"  "Biasa matematika, apalagi coba yang gua suka selain matematika" "Gua sih udah ambil kedokteran, semoga aja lolos ya aaa" "Enak ya lu semua bisa jadi diri sendiri, punya hak.......

WHEN MY NAME "EMPTY" #4

     Tak terasa masa sekolah kami akan segera berakhir. Tahun per tahun begitu indah kami lewati bersama dengan saling menyemangati satu sama lain, berbagi cerita satu sama lain, bertengkar karena hal sepele, dan melihat bagaimana jeleknya kami saat menangisi suatu hal. Ternyata benar, waktu akan terasa begitu cepat ketika kita berada pada titik nyaman.       Kini haha hihi yang biasa kita lakukan secara otomatis telah berkurang sedikit demi sedikit. Lagi-lagi kami bertemu dengan situasi dimana kami harua kembali berjuang untuk masa yang akan datang. Konsentrasi penuh lah yang sedang kami persiapkan untuk menghadapi ujian di satu bukan kedepan. Namun, tanpa ku sadari rasanya ada yang sedikit berubah. Kala itu aku tak tau apakah itu termasuk bentuk konsentrasinya atau apa, yang kurasa hanyalah berbeda.       Pada H-3 minggu sebelum Ujian Nasional berlangsung, Bintang sesikit aneh. Sikapnya tak seperti biasanya, ia terlih...

WHEN MY NAME "EMPTY" #3

     Tak usah ditanya lagi bagaimana akhirnya. Entah Bintang terlalu baik, terlalu polos atau terlalu bucin. Hanya berselang 2 minggu dengan mata yang sembab, Bintang menghubungiku melalui video call dan menceritakan bagaimana statusnya dengan Farhan kala itu. Kala itu aku tak begitu kaget karena aku tau jika hal seperti ini akan terjadi, hanya saja aku kesal dan merasa kasian dengan Bintang yang jelas terlihat sedih. "Huhuhuuhuu... Kampret! Gua putus sama Farhan Sel... Padahal kita gak ada masalah apa-apa terus, terus, terus dia mutusin gue. Katanya mau fokus belajar huuhuuu. Emang selama pacaran sama gua dia gak fokus belajar apa?! Padahala Farhan kan juga gak pinter-pinter banget terus kita juga gak pernah jalan bareng. Huuhuuuuuhuu" Ucap Bintang dengan tangisan yang terlihat menyedihkan "Batu sih lu. Berapa kali coba gua bilang gak usah ladenin itu cowo, sekarang gini kan akibatnya. Udahlah move on, gak mau ya gua liat lu nangis kaya gini gara-gara cowo ka...

WHEN MY NAME "EMPTY" #2

     Berjalannya waktu kami ternyata merasa nyaman satu sama lain tanpa sedikitpun melihat latar belakang kondisi ekonomi kami yang begitu berbeda. Pada masa SMP kami habiskan dengan semua kenangan dimana secara perlahan kami mengetahui sikap satu sama lain. Tanpa mengenal seberapa canggihnya smartphone kala itu hanya dengan bersepeda menunggu terbitnya fajar dan terbenamnya senja kami dapat merasakan ketenangan dan kenyamanan. Karena pada saat itu kami sudah tau seberapa pentingnya kehadiran satu sama lain. Sembari nafas yang kami hembuskan diiringi dengan senyum kecil, aku selalu berharap agar saat-saat seperti ini tak akan pernah berakhir dan menghilang.       Lalu tak terasa sebuah masa baru muncul, seragam kami sudah berbeda kala itu. Seragam putih abu-abu dan pengetahuan mengenai style mulai masuk kedalam memori kami. Beruntungnya aku mendapat sebuah beasiswa yang meringankan orangtuaku dalam hal biaya sekolah karena lagi-lagi aku dan ...

WHEN MY NAME "EMPTY" #1

" Ketika lu baca surat ini please ceritain semua hal positif tentang gue. Awas aja kalo lo buka-buka aib gue hohoho... " Sepenggal kalimat dari sebuah surat lusuh.  "Bagus kan tulisannya, dia Bintang sahabat gue.." - "Selli ya?" Tanya seseorang yang mendekati ku      Pertama kali bertemu sekitar 7 tahun lalu kala itu kita masih SMP. Itu pertama kalinya aku dan Bintang bertemu karena  itu adalah hari ke-3 aku menjadi seorang siswi baru. Awalnya semua itu biasa saja sampai entah pada saat apa aku baru tahu jika Bintang adalah orang yang sangat beruntung. Mengapa tidak?      Penampilannya tak usah lagi diragukan, ia begitu cantik dan terlihat fashionable di umur yang kita masih asing dengan penampilan diri tapi kala itu cukup dengan melihat Bintang, aku menjadi tau bagaimana cantik itu. Ia juga ramah, baik dan sangat pandai mengenai pelajaran sekolah tak seperti aku yang aktif hanya saat ekstrakulikuler saja. Begitu saja su...